Nonton Beauty and The Beast atau Nonton Emma Watson?


Buah kendondong digoreng sama telor, apa kabar lur? Hallo semua, udah lama banget gue enggak update blog ini. Maap banget karena waktu serasa cepet banget berputar. Lha yang gue inget, kemarin masih bulan Februari. Eh…, tiba-tiba aja udah memasuki minggu terakhir bulan Maret. Karena kesibukan kuliah, gue jadi jarang buka blog lagi. Terlebih lagi, selama 2 minggu kedepan, gue UTS. Sumpah, cepet banget dan serba padat.


Tapi enggak apa-apa, lebih baik terlambat posting daripada enggak posting sama sama sekali. Gue mau berbagi cerita aja gaes. Dua hari yang lalu, gue diajakin sama beberapa temen gue buat nonton bioskop. Entah siapa yang memulai ide buat nonton di bioskop pada akhir bulan seperti ini. Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya gue nonton film di bioskop. Gue udah pernah nonton di bioskop, tapi masih bisa dihitung pake jari kaki kok. Gue ini nonton ke bioskop kalo emang bener-bener film tadi ingin banget gue tonton. Seperti beberapa waktu lalu, gue nonton Relationshit-nya bang Alitt Susanto karena gue emang ngefans banget ama si penulis asal Sragentina ini. Beberapa bulan lalu gue juga menyempatkan waktu untuk nonton Warkop DKI reborn karena gue ingin bernostalgia dengan film yang membuat gue ketawa saat gue masih kecil.

Oke back to story! Temen-temen kuliah gue emang udah merencanakan pergi ke bioskop. Dan film yang akan mereka pilih adalah film Beauty and The Beast. Sebenernya gue enggak begitu interest nonton film ini. Gue malah ingin nonton Power Rangger dan Swort Art Online (SAO). Tapi, demi kebersamaan dan kekompakan, gue mengikuti suara mayoritas aja. Setelah fix nonton, akhirnya dipilihlah salah satu bioskop yang ada di Jogja, tepatnya di Empire. Wow.. gue terkejut saat temen-temen memilih bioskop yang cukup besar di Jogja ini. Lha gue jadi teringat jaman-jaman SMA dulu. Dulu, di bioskop ini, pertama kalinya gue nonton film ke bioskop, dan film pertama yang gue tonton d bioskop adalah Harry Potter terakhir 3D. Dan setelah nonton, gue langsung muntah-muntah gara-gara pusing pake kacamata 3D. Gue pernah nulis cerita ini beberapa tahun yang lalu.
Kami mengambil jam tayang 7 malam. Setelah mandi, gue dan temen-temen gue langsung cus ke bioskop. Salah satu alasan kenapa gue mau nonton film Beauty and The Beast karena Heroine-nya adalah Emma Watson. Tau sendirilah gimana cantiknya dia. Ya mungkin dari segi cerita, hampir sama, tapi biarlah yang penting nonton Emma Watson. Gue udah seperti temen gue jaman kuliah dulu. Mau nonton film kalo aktrisnya si Claudya Cintyabella. Urusan cerita, belakangan, yang penting Bella.
 Apapun Filmnya, Yang penting Mbak Emma Watson!
(via: OnSet-hollywood.com)

Setelah masuk dan duduk di kursi yang telah ditentukan, lampu yang tadinya terang, perlahan-lahan meredup. Tak lama kemudian, filmpun dimulai. Suasana yang tadinya ramai mendadak berubah menjadi sepi. Hanya terdengar suara kerasa dari Sound system yang berada di sebelah kiri gue. Gue kedapatan kursi di pojok. Sebelah kanan gue kosong. Ngenes banget kan?
FILM dimulai dengan cerita asal-usul kenapa si Pangeran dikutuk menjadi buruk rupa. Kemudian dilanjutkan dengan musikal. Yang membedakan film ini dengan cerita Beauty and The Beast lainnya karena di film ini terdapat drama musikalnya. Gue malah jadi inget film Petualanhan Sherina. Menurut gue, hampir mirip seperti itu. Film, terus dibagian adegan diselingi dengan musikal. Para pemain bernyanyi semuanya.


Scene Pengenalan Belle 
(Via: OnSet-Hollywood.com) 

Enggak lama kemudian setelah adegan “Tranformasi si Beast”, pengenalan tokoh Belle yang diperankan Emma Watson. Adegan pengenalan tokoh Belle ini enggak luput dari drama musikal. Si Emma Watson pun bernyanyi. Entah itu suara asli ataukah dubbingan aja, gue enggak tahu. Yang penting si Emma Watson Geulis abiss. Satu hal yang baru gue sadari adalah film ini berlatar di France. Gue baru sadar saat mendengar kata-kata bahasa Prancis seperti Bonjour, Madmoiselle, Sill vous plait, dan gue baru ngeh kalo nama Belle itu emang bahasa Prancis yang berarti Cantik. Lha mungkin karena gue baru dapat pelajaran bahasa Prancis di SMA.
 Salah satu Scene Musikal
(via: fendago.com)

Sumpah, dalam film ini, si Emma Watson bener-bener keliatan “dewasa”, tapi tetep terlihat baby face. Seiring berjalanya cerita, alur cerita tidak begitu banyak berbeda dari cerita asli Beauty and The Best. Gue enggak akan menceritakan bagaimana alur karena ceritanya, karena kalian udah pada tahu alur dari cerita ini. Secara singkat bisa dituliskan 

-Pangeran dikutuk
-Bapaknya Belle nyuri mawar dan ditawan
-Si Belle datang ke Beast
-Si Belle jadi tawanan dan hidup bersama si Beast
-Benih cinta tumbuh
-Belle balik ke desa nyelamatin bokapnya
-antagonis menyerang beast-Beast tertembak dan Mati
-Si Belle sedih dan bilang kalo suka sama si Beast
-si Penyihir mematahkan kutukannya
-Beast jadi pangeran, dan warga istana berubah jadi orang lagi
-Akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia

Ya seperti itulah alur cerita yang gue dapet dari menonton film Beauty and The Beast kemarin. Pendapat gue tentang film ini cukup bagus kok. Dari segi grafis juga sangat bagus. Para penonton serasa dibawa ke Prancis jaman dulu. Dari segi musikalisasi juga kece abis. Dalam cerita, selain dibumbui dengan adegan romantis, sedih, juga diberikan bumbu komedi. Jadi saat nonton, ada yang tertawa, ada pula yang nangis. 


Salah satu scene romanti Belle
(Via: youtube.com) 


Kemarin pas adegan si Beast mati tertembak, tiba-tiba dari belakang ada suara cewek nangis. Entah dia nangis karena melihat adegan ini atau dia nangis gara-gara enggak paham sama ceritanya. Tapi yang pasti, mereka nangis karena melihat adegan ini. Para penonton fokus pada alur cerita, sedangkan gue fokus ke wajah cantik si Belle, greget abis kan?


(Via: youtube.com)


Film Beauty and The Beast berdurasi hanya 2 jam. Jadi, saat jam 09.00 PM, film pun berakhir. Gue dan temen-temen gue  keluar bioskop dan pulang. Owh iya, tips dari gue, kalo mau nonton film ini mending kalian nonton bareng temen aja. Jangan ngajakin cowok kalian nonton film ini. Karena udah dipastikan mereka akan fokus ke Emma Watson. Buat yang cowok, kalian enggak perlu khawatir kalo nonton bareng cewek kalian. Enggak usah takut kalau cewek kalian jadi mendadak naksir dengan si Pangeran. Lha selama film berlangsung, si pangeran jadi buruk rupa. Cuman scene terakhir aja yang menampilkan wajah asli pangeran.

Di bagian terakhir, kita juga akan disajikan adegan yang cukup indah sekaligus nyesek. Yaitu saat Si Emma Watson ciuman. Wahh… alangkah bahagianya si Pangeran karena udah mencium dan “merasakan” bibir Emma Watson.
Oke… mungkin cukup ini dulu tulisan dari gue. Makasih udah mau baca tulisan ini. Over all, film Beauty and The Beast ini bagus banget dan recommended banget buat ditonton. Ya meskipun kalian udah tahu cerita akan di bawa ke mana, setidaknya kalian bisa bernostalgia dengan cerita yang menghiasi masa kecil kalian. Bye-Bye!
Comments