Hallo gaes… akhirnya gue come back ke blog ini lagi. Setelah sekian purnama jarang update, malam minggu ini gue udah membulatkan tekad untuk mengisi blog yang udah berumur lebih dari satu dekade ini.
Ke depannya, blog ini akan berisi curhatan, uneg-uneg, dan diary gue. Blog ini akan jadi sarana untuk melampiaskan emosi, kekecewaan, kesenangan, dan kesedihan. Gue sadar, mememdam masalah itu nggak baik. Kalau gue melakukan itu terus bisa-bisa mental gue ancur. Bukan berarti gue lemah mental, tapi masalah dan emosi kalau di simpan terus menerus bakalan jadi bom waktu berbahan nuklir yang akan meledak kapan saja.
Di malam Minggu ini gue mau curhat
dengan kekecewaan gue kemarin tanggal 11 November. Iya, gue gagal mendapatkan
beasiswa. Sakit hati, dan kecewa itu pasti ada, tapi apakah gue menyesal? Gue
nggak menyesal ikut seleksi beasiswa ini.
Selama empat bulan ini gue udah
berusaha semaksimal mungkin. Segala bentuk tahapan seleksi pun udah gue jalanin
dari tahap seleksi berkas, tes kemampuan dasar, dan tahap terakhir berupa tes
wawancara.
Gue udah persiapan wawancara
selama sebulan penuh. Segala bentuk prediksi pertanyaan udah gue pelajari dan
pada hari H, prediksi gue emang muncul. Sayangnya saat wawancara kemarin gue
terlalu tegang sehingga gue jadi orang yang spontan dalam menjawab.