Mengunjungi Makam Belanda / Kerkoff Gombong


Setelah berkunjung ke rumah Martha Tilarr, gue dan adik gue melanjutkan perjalanan ke makam Belanda atau bahasa gaulnya Kerkoff di Gombong. Yang pasti, setelah kejadian nista, ban onthel kempes, kami malanjutkan perjalanan di penghujung bulan puasa.

Bermodal informasi dari Cici-cici pemandu Martha Tilaar, gue langsung menemukan kerkoff Gombong yang dimaksud. Sampe di sana, gue disambut komplel makam dengan gapura warna orange. Terlihat ada beberapa orang yang sedang beraktivitas di balik gerbang makam.


Gue memarkirkan sepeda dan langsung masuk menghampiri bapak-bapak tadi. Gue yakin kalau mereka adalah kuncen, juru kunci atau penjaga makam kerkoff Gombong.

“Siang pak. Saya Wisnu. Apa bener ini makam kerkoff yang ada makam BELANDA?” sapa gue sambil menjabat tangan salah satu bapak yang lagi duduk di kursi.
“Bener… mas.  Di sini ada beberapa makam yang masih tersisa. Kalau mau lihat silakan.” Balas bapak sambil menggunakan logat ngapak.
“Boleh pak?”
“Boleh mas… sepedanya ditaruh di dalem aja mas.”
“…”

Setelah memasukan sepeda ke dalam, gue ditemani bapak-bapak melihat makam-makam Belanda yang masih tersisa. Kerkoff Gombong ini letaknya di desa Semanding, Gombong, Kebumen. Letaknya nggak jauh dari Benteng Van Der Wijck Gombong. Jika kalian dari Benteng Van Der Wijk, silakan pergi ke barat. Di depan Benteng Van Der Wijk kan ada pertigaan. Kalau ke kanan, ke arah Sidayu, kalau ke kiri ke arah pasar/ ke arah eks. Rumah sakit Palang Biru/ Jalan Raya Utama , sedangkan untuk ke kerkoff, kalian cukup luru saja. Dan kalian bakala menemukan makam Belanda ini.


Kerkoff atau makam Belanda di Gombong adalah bukti nyata keberadaan bangsa Eropa, terutama Belanda di daerah Gombong. Wajar aja, karena di lokasi ini terdapat komplek Belanda seperti Benteng Van Der Wijck.

Gue di ajak muter-muter melihat makam. Setelah ngobrol-ngobrol, ternyata keadaan makam Belanda di Gombong sudah baik dan  terawat daripada sebelumnya. Kalau sebelumnya, rumput liar tumbuh kayak bulu dada Ridho Roma. Makam di sini juga sudah dikelola oleh dinas, sehinga sekarang bersih dan ada penjaga makam yang bertugas membersihkan makam.







Sayangnya, sisa-sisa makam Belanda udah banyak yang rusak. Kalau gue lihat banyak makam yang rusak karena longsor, dan ada pula yang rusak karena manusia. Seperti batu nisan yang udah hilang, patung dewi Yunani yang hancur dan masih banyak lagi. Cukup memprihatinkan pokoknya. Setelah muter-muter makam, gue tertarik sama makam yang agak berbeda dari makam yang lain. Makam ini bentuknya lebih megah dan mewah. Bangunan iniberbentuk cungkup berbentuk cekung seperti pintu gerbang. Di bagian atas makam ini ada tulisan berbahasa Belanda yang bunyinya

“Rustplats Van De Familie Van Burm” Yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Tempat peristirahatan terakhir keluarga Van Burm.
Makam Keluarga Van Burm

Menurut gue, keluarga Van Burm ini merupakan keluarga yang cukup terpandang pada masa itu. Hal ini terlihat dari bentuk makam. Hal ini diperkuat saat gue melihat ke bawah makam. Terlihat rongga atau ruangan yang sangat besar yang bisa menampung lebih dari satu jasad.


Gue juga diajak melihat gerbang asli Makam kerkoff yang masih berdiri hingga saat ini. Gerbang makam yang asli berada di Barat Makam, deket sungai.  Sayangnya, gerbang makam ini udah nggak terawat dan ditumbuhi tanaman.

Setelah puas melihat makam Belanda Gombong, gue pamit. Sungguh pengalaman yang cukup menarik. Bagi kalian yang suka banget sama sejarah, mungkin tempat ini bisa jadi salah satu destinasi wisata jika kalian pergi ke Gombong.


Mungkin cukup ini aja tulisa kali ini. Makasih udah mau baca. Jika kalian ada pertanyaan, silakan kirimkan ke email gue, atau bisa tinggalkan komentar di bawah. Jangan pernah melupakan sejarah. No Heritage, no future.!

Comments