Magelang yang Hilang: Bayang-bayang Sebuah Foto


Selamat pagi, selamat siang, dan selamat malam untuk kalian yang lagi baca tulisan gue ini. Welcome to my blog. Pada tulisan kali ini gue akan mengajak kalian melihat masa lalu, khususnya di tempat kelahiran gue, Magelang. Telah diketahui telah bahwa Magelang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Banyak sekali peninggalan sejarah dan budaya dari zaman Hindu-Budha, bahkan sampe zaman kolonial pun ada di Magelang. Sebagai orang yang lahir di Magelang, gue cukup bangga, tetapu gue juga sedih. Gue sedih karena enggak sedikit orang Magelang yang tahu akan kekayaan budaya dan historis di Magelang.  Banyak sekali bangunan-bangunan yang mengandung nilai historis satu persatu hanya tinggal cerita. Entah dibongkar, entah dihancurkan, maupun digantikan dengan bangunan yang terbaru yang lebih menguntungkan secara ekonomi.



Pada tulisan kali ini gue akan membahas tentang Episode yang “hilang” di Magelang. Gue akan membahas tentang landmark, dan bangunan yang ada di Magelang tetapi saat ini hanya tinggal cerita dalam foto dan kartu pos. Kalau kita udah enggak asing dengan Bandung Lautan Api, di Magelang pun juga Magelang Lautan Api. Pada saat agresi militer Belanda, banyak sekali bangunan-bangunan vital di Kota Magelang yang dibumihanguskan. Yap, tujuanya agar enggak dijadikan markas Belanda. Kali ini kita akan membahas satu persatu bangunan dan landmark Magelang tempo dulu yang pernah ada di Kota Magelang. Owh iya, buat kalian, jangan lupa klik subscribe di channel youtube gue yak. Oke, langsung aja! Nomer 10 bikin kaget (*lu kira berita di Line)


  • Gedung Balaikota


Gue masih inget, saat ada pameran buku di Muntilan,  gue mendatangi sebuah stand kearsipan. Waktu itu gue ingin tahu tentang bangunan yang ada di foto yang ada di stand tadi. Gue nanya ke petugas stand, dan ternyata dia enggak tahu. Lah, kok bisa. Setelah mencari info, ternyata bangunan megah adalah gedung balaikota Magelang. Kalau zaman dulu namanya Gedung Burgemeester. Saat ini, gedung balaikota Magelang hanya tinggal kenangan dalam foto-foto saja. Pada pasca kemerdekaan, Gedung Burgemeester ini menjadi salah satu gedung yang dibumihanguskan agar tidak dijadikan markas Belanda.








Jika dilihat di foto, terdapat tulisan RAADHUIS pada bagian depan, yang artinya balaikota praja. Lokasi gedung ini dulunya ada di jalan Residentielaan/ jalan Pungkuran dan saat ini bernama Jalan  Veteran., tepatnya di gedung PDAM Kota Magelang. Gedung Balaikota letaknya ada di belakang rumah Bupati Magelang/ regentswoning pada zaman dulu. Berikut ini beberapa gambar dan kondisi gedung balaikota zaman dulu.



  • SociĆ«teit De Eendracht te Magelang



Seperti halnya di kota-kota lain, di Magelang juga mempunyai Societeit “De Eendracht”, sebuah gedung perkumpulan. Lokasinya berada di pojok Timur alun-alun Magelang. Saat ini bangunan ini menjadi gedung BCA. Jika dilihat dari foto-foto yang ada di KITLV, gedung Societeit ini cukup mewah di kala itu. Jika dilihat dari foto terdapat tempat bilyard, tempat dansa, tempat minum-minum, tempat bernyanyi, dan lain-lain.
*Gambaran di dalam dan diluar Gedung Societeit*

Bangunan ini juga pernah menjadi Balai Pemuda hingga dibakar para pejuang pada Agresi Militer Belanda.
*Lokasi di luar gedung luar (dimbil di sekitaran Gardena)*

*Lokasi di sebelah gereja*


*Bisa dibilang tempat hangout zaman dulu*


Air Mancur Aloon-Aloon

Kalau saat ini di alun-alun kota Magelang ada aloon-aloon tepatnya di depan masjid Agung, zaman dulu juga pernah ada air mancur di alon-alon. Entah benar atau tidak kalau sejarah itu berulang. Zaman kolonial saat itu membuat air mancur di alun-alun karena khawatir. Hal ini dikarenakan masyarakat sering ngumpul di alun-alun. Hal ini membuat pemerintah menjadi khawatir karena akan menggangu stabilitas pemerintahan saat itu. Oleh karena itu dibuatlah jalan diagonal yang memotong alun-alun Magelang. Menurut sumber, jalan diagonal ini menghubungkan sudut timur laut (depan Sociƫteit De Eendracht te Magelang (gedung bank BCA) dengan barat daya (Bank Jateng), dan sisi barat laut (watertoren) dengan sisi tenggara (tugu Aniem). Titik pertemuan ini dibangunlah air mancur oleh pemerintah Belanda. Berikut ini beberapa dokumentasi KITLV tentang keberadaan air mancur di aloon-aloon Kota Magelang.
Gimana, masih bagus air mancur zaman dulu apa sekarang?
Alun-alun pada masa itu


  • Hotel Loze





Zaman kolonial dulu, terdapat banyak sekali hotel, salah satunya Hotel Loze. Mungkin generasi saat ini kurang begitu tahu tentang hotel ini. Ya wajar saja karena keberadaan hotel ini sekarang hanya ada di kartu pos saja. Hotel Loze merupakan hotel yang cukup ternama di Magelang yang pernah eksis di zaman Belanda. Letak Hotel Loze di sebelah Timur Alun-alun Magelang, tepatnya di kompleks Matahari Mall.


Dulunya, Hotel Loze merupakan pesanggrahan Th. I. D. Loze. Salah satu fasilitas yang cukup bagus dari hotel ini adalah adanya kolam renang. Jika dilihat dari foto, kolam renang ini cukup mewah di kala itu. Sayangnya, kolam renang ini hanya khusus untuk orang Belanda. Bahkan untuk masyarat Indo termasuk keturunan Belanda/ Eropa dengan pribumipun tidak perbolehkan. Cukup diskriminatif banget kan.
*kolam renang Hotel Loze*

Menurut sumber dari grup Komunitas Kota Toe Magelang (KTM), antara tahun 1970- 1980, kolam renang Hotel Loze masih ada meski sudah tidak berfungsi lagi. Pada masa kemerdekaan, bangunan ini juga menjadi salah satu bangunan yang dibakar dan pernah dipakai untuk asrama polisi. Kawasan hotel ini berdiri terdapat sebuah kampung yang dikenal dengan kampung Losmenan. Diduga nama ini berasal dari kata Losmen yang berarti penginapan.



  • Bioskop Roxy




Salah satu tempat mencari hiburan zaman dulu adalah ke bioskop. Zaman dulu maupun zaman sekarang bioskop memang tempat mencari hiburan diwaktu tidak sibuk. Ada beberapa tempat hiburan di Magelang diantaranya adalah Societeit “De Eendracht” dan Bioskop Roxy yang ada di alun-alun Magelang. Saat ini bioskop Roxy hanya tinggal cerita saja. Saat ini Bioskop Roxy telah berubah menjadi Gardena Swalayan.
*Biokop Roxy*



Lokasi bioskop Roxy sangat strategis karena terletak di tengah kota dan berada di sekitar bangunan penting kala itu seperti Restoran Bandung (Utara Gardena), Gedung Societeit “De Eendracht”, Hotel Loze dan kantor pos.
*ROXY pasca kemerdekaan*



  • Rumah Bupati Magelang/ Regentwoning



Bangunan ini terletak di utara alun-alun kota Magelang, tepatnya di samping Gereja Protestan. Regentwoning Magelang merupakan rumah bupati Magelang. Tidak ada yang tersisa dari bangunan ini hal ini dikarenakan peristiwa “bumi hangus” pasca kemerdekaan. Saat ini, eks. Regentwoning Magelang berubah menjadi balai diklat. Beriikut ini beberapa foto dan kondisi rumah bupati Magelang kala itu.




  • Loji Tidar


Pernah denger Freemasom? Yap Freemason adalah balsem yang dioleskan dan bisa memberikan efek panas, biasanya dipake saat pegel-pegel dan keseleo dan bisa dipake kalau lagi masuk angin (*WOY ITU RHEUMASON CUK). Maap, yak. Jejak-jejak Freemason pun tercium di Magelang. Salah satunya adalah dengan adanya Loji Tidar ini. Jika dilihat dari lambang yang ada di atas bangunan ini, terlihat sekali kalau lambang pada Loji tidar adalah lambang Freemason.


Loji Tidar terletak di timur Balaikota tepatnya di Gedung Wanita Magelang. Saat ini Loji Tidar sudah tidak ada. Loji Tidar berarsitektur gabungan antara neoklasik dan tropis. Pilar besar yang menghiasi bagian depan Loji dengan atap belakang bergaya tropis.



  • Sekolah Susteran Fransiskan



Bangunan ini terletak di jalan A Yani, tepatnya di komplek SMK Pius dan Tarakanita yang ada di samping CPM. Sekolah ini merupakan sekolah formal pertama di Magelang. Kompleks sekolah ini meliputi dua kluster, disebalah barat jalan raya dan sebelah timur jalan raya. Kawasan timur meliputi bangunan yang sekarang menjadi CPM, SMP Tarakanita, dan SMK Pius. Sedangkan kawasan barat meliputi bangunan yang sekarang menjadi TK dan SD Tarakanita, serta kawasan Pengadilan Negeri di Magelang.


*Sisi Susteran*

Bisa dibilang sekolah ini cukup lengkap karena ada TK, SD, dan sekolah keputrian. Bangunan gedung sekolah utama ada di sebelah barat jalan raya sedangkan dibagian timur jalan raya dipake untuk asrama cewek dan biara.
*Murid-murid di Susteran pada zaman itu*

Saat terjadi agresi militer Belanda II komplek susteran ini tidak luput dari bumihangus sebagai salah satu strategi perang gerilya. Berikut ini beberapa foto yang bisa kita lihat tentang keadaan susteran pada saat itu.



Mungkin cukup ini aja dulu tulisan dari gue. Gue udah capek nulis, dan pastinya kalian juga udah capek membacanya. Terimakasih udah mau mampir dan membaca tulisan gue ini. Sekali lagi, jangan pernah melupakan sejarah. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari sejarah. SAVE HISTORY! SAVE HERITAGE! NO HERITAGE NO FUTURE!


Sumber Foto:
-KITLV
-TROPENMUSEUM
-GRUP Komunitas Kota Toea Magelang (KTM)

Referensi:
Komunitas Kota Toe Magelang (Website and Facebook Grup)
Comments