Napak Tilas Kota Magelang Doeloe dan Sekarang


What’s up semua… Akhirnya gue bisa posting di blog gue. Beberapa bulan ini gue jarang banget update blog, bikin konten youtube karena kesibukan gue mempersiapkan ujian thesis yang akan digelar bulan ini. Sebelumnya gue mau ngucapin selamat hari Kemerdekaan Indonesia, semoga Indonesia semakin jaya, makmur orangnya, pinter-pinter orangnya, enggak mudah kemakan hoax, adhem ayem dalam urusan agama dan perbedaan pandangan politik.


Pada postingan kali ini gue cuman mau berbagi potret tempat-tempat sejarah yang ada di kota Magelang, kota kelahiran gue. Sebagai putra daerah, gue punya kewajiban mempromosikan kota Magelang. Seenggaknya dengan membaca ini, orang-orang di Magelang menjadi tahu akan sejarah di kotanya. Bung Karno pernah bilang, “Jasmerah”, gue pernah bilang jasforyu, halah. Yang penting jangan sampe lupa sejarah.

Berikut ini adalah beberapa tempat bersejarah di kota Magelang yang pernah diabadikan menggunakan kamera orang Belanda. Gue tertarik untuk memotret bagaimana keadaan tempat yang ada difoto beberapa puluh tahun lalu. FYI, foto-foto sejerah yang ada di tulisan ini adalah foto zaman Belanda, foto sekitar tahun 1920-an. Foto-foto kuno ini diambil oleh Belanda. Andai saja orang Indonesia zaman dulu banyak yang punya kamera seperti sekarang, pasti bakalan banyak pula foto-foto sejarah yang akan dimiliki Indonesia.

Back to topic, daripada kelamaan, langsung aja. Owh iya, foto-foto yang ada di postingan ini juga aku post di instagram dan udah direpost oleh beberapa akun di Magelang. Yap, tanggapan para netizen cukup bagus, mereka jadi tahu keadaan kota Magelang di zaman dulu dan sekarang. Setidaknya para netizen jadi tahu akan sejarah dan lokasi di tempat kelahiran mereka. Oke, daripada kelaman, langsung aja check this out:



Rumah Ny. Wiegman
Salah satu bangunan yang telah ada zaman dulu dan sekarang keberadaanya masih ada adalah rumah Nyonya Meneer Wiegman. Bangunan ini terletak di Bayeman, Magelang. Tepatnya sampung Skylight Plaza. Rumah Nona Wiegman pernah gue bahas di postingan sebelumnya. Foto-foto ini banyak sekali di website universitas Leiden, Belanda. Selain menyimpan sejarah, rumah ini juga menyimpan sejuta misteri. Banyak sekali yang pernah melihat penampakan.Ya wajar aja, soalnya bangunan kuno. Bangunan ini masih kokoh berdiri. Enggak ada perubahan yang banyak dari bangunan ini. Masih terlihat sama seperti tahun 1927.
Rumah Nyonya Wiegman


Distributor Buku Colportage
Salah satu bangunan tua yang ada di Magelang adalah bekas tempat distributor buku Colportage. Mungkin banyak orang, termasuk orang Magelang tahu akan tempat ini. Bangunan ini memang terlihat seperti rumah biasa, tapi jika melihat foto jadul zaman Belanda, rumah ini masih terlihat sama pada bagian atapnya. Adanya distributor Colportage, orang enggak perlu membeli buku secara langsung ke Belanda.
Distributor Buku Colportage

Lokasi dari bangunan ini terletak tepat di samping Masjid Kauman Magelang. Emang di sekitar Masjid Kauman terkenal akan penjual buku.  Bahkan sampe saat ini ada toko buku dan kitab di sebelah Masjid Agung Kauman Magelang.

Jalan Raya Poncol

Jika tadi udah membahas bangunan, kini yang gue akan membahas Jalan. Jalan Poncol terkenal dari dulu maupun sekarang. Jika melintasi Jalan Poncol, kita akan disambut dan disuguhi bangunan-bangunan kuno yang ada di Magelang. Bangunan kuno yang masih ada sampe saat ini. Jika kalian dari arah Semarang akan menuju arah Kota Magelang atau alun-alun, kalian akan melewati Poncol. Poncol juga merupakan kawasan militer pada zaman dulu dan sekarang.
Poncol sekarang dan dulu


Rumah Belanda Kakek Houwer
Salah satu bangunan yang masih berdiri dari zaman old sampe zaman now adalah rumah Kakek Houwer. Rumah ini terletak di daerah Bayeman, kota Magelang. Waktu itu gue pernah nanya tentang sejarah rumah ini kepada Mas Bagus Priyana, Gubernur Kota Toea Magelang. Sayangnya beliau enggak begitu banyak tahu tentang sejarah rumah ini. Menurut penuturan beliau, pernah ada orang Belanda yang bernama Mr. Houwer yang datang ke Magelang untuk mencari rumah kakeknya dulu. Mr Houwer menunjukan foto yang diketahui rumah kakeknya, dan ternyata adalah rumah yang ada di Bayeman.


Menurut sumber yang ada di Universitas Leiden, foto rumah di atas diambil tahun 1900-an.

Rumah dr. J.W. Bijleveld

Masih di komplek Poncol Magelang, ada bangunan yang desainya mirip seperti rumah Kakek Houwer. Banyak orang yang salah mengira. Jika dilihat secara teliti, bangunan ini cukup berbeda meskipun mempunyai tiang penyangga layaknya bangunan ala Yunani. Bedanya tiang penyangga pada bangunan ini double, sedangkan tiang penyangga pada rumah Kakek Houwer cuman tunggal.
Menurut literasi, dr. Bijleveld tinggal di rumah ini pada tahun 1934-1939. Dokter J.W. Bijleveld merupakan dokter sekaligus militr di rumah sakit militer Magelang. Saat ini, bangunan ini menjadi guest house bernama Wisma Diponegoro 2.



Gedung Karisedenan Kedu
Gedung ini pasti udah enggak asing buat orang Magelang. Selain digunakan sebagai tempat resepsi bertema out door, gedung karisedan dikenal dengan Museum Diponegoro. Tempat ini menjadi saksi bisu penangkapan Pangeran Diponegoro di Magelang. Bahkan peninggalan berupa jubah asli dan cakaran kuku pangeran Diponegoro masih dapat kita lihat sampe saat ini.


Saat ini, gedung Karisidenan Kedu berfungsi sebagai kantor Barkorwil Kedu-Surakarta. Bangunan ini juga satu komplek dengan museum BPK RI.

Gunung Sumbing dan Giyanti
Tadi udah membahas gedung dan Jalan, yang satu ini merupakan pemandangan. Yap, Magelang dikenal sebagai tempat yang indah, sejuk. Lha gimana enggak Indah, Magelang dikelilingi oleh lima gunung. Salah satunya gunung Sumbing. Foto ini merupakan foto yang diambil dari salah satu bangunan Belanda di Magelang. FYI, orang Belanda zaman dulu itu punya seni,tata ruang dan arsitek yang keren. Mereka membangun bangunan menghadap view gunung yang bagus.


Foto di atas merupakan gunung Sumbing, Kali Progo, dan pegunungan Giyanti. Enggak ada yang berubah kecuali banyaknya pemukiman penduduk. Foto zaman dulu di atas diambil pada tahun 1937. Untuk yang belum tau, jika zaman dulu Belanda memberi sebutan Bandung dengan Paris Van Java, Magelang juga diberi sebutan oleh Belanda. Orang Belanda memberi sebutan Magelang dengan Tuin Van Java, atau tamannya Jawa.







Oke, mungkin cukup ini aja yang bisa gue bahas. Sebenernya masih banyak yang bisa gue bahas, tapi gue lagi males ngetik. Mau persiapan sidang dulu. Kalian ingin kepoin lebih banyak lagi tentang bangunan Belanda yang lainnya, kalian bisa kepoin di instagram gue, @wisnudewa69. Untuk yang terakhir, gue mohon doa restu semoga sidang tesis gue lancar dan gue bisa lulus tahun ini. Tetaplah jangan melupakan sejarah. Didalam masa kini terkandung masa lalu, dan dimassa sekarang termuat masa depan.
Comments