Kamera DSLR Pemula dan Anak Kos


Hallo, udah lama enggak ngepost disini. Mapkan, juga banyak komentar-komentar yang telat buat dibales. Bahkan gue break ngepost di bulan Mei kemarin. Harap maklum, kemarin gue lagi sibuk-sibuknya penelitian sama sibuk nulis thesis. Soalnya ini adalah tahun terakhir gue. Enggak terasa udah dua tahun gue jadi mahasiswa. Yap, mau enggak mau, sudah saatnya gue harus lulus. Kalau gue enggak lulus,bisa-bisa bulan Juni 2019 gue bakal DO.




Oke, whatever, yang penting sekarang gue cumback  lagi. Pada postingan kali ini, gue akan berbagi sedikit cerita tentang kamera. Yap, gue punya jeprat-jepret sejak dulu. Ya tapi masih sekedar cekrek-cekrek pake HP. Tiap ada moment yang bagus, gue langsung memotret tanpa tau hukum-hukum dalam dunia fotografi.




Pada bulan April kemarin, gue memantapkan diri buat beli kamera DSLR. Dengan uang jajan yang gue kumpulin selama beberapa bulan akhirnya gue dapat membeli kamera DSLR yang paling murah. :D GUe harus rela makan sehari cumann sekali, yap makan sore doank. Itupun cuman makan di warung Padang pake telor doank. Gue enggak sarapan, cuman makan beberapa sendok sereal yang gue bawa dari rumah, dan siangnya cuman minum air doank. Kadang kalau badan udah enggak enak, baru makan 2 kali, siang dan malam doank. Bahkan temen gue shock karena tiap hari cuman makan nasi telor doank. Tapi, namanya juga laki, apa yang diinginkan harus terwujud. Yap, ini yang disebut perjuangan menggapai sebuah impian.




Setelah menimbang duit yang terkumpul, gue membeli kamera DSLR pemula dari Canon. Yap, kamera canon EOS 1300D. Kamera Canon yang termurah. Gue beli baru di Jogjatronik, sendirian (((sendirian))). Gue emang gak beli second, karena gue enggak begitu percaya sama penjual kecuali orang yang udah gue kenal. Ada beberapa alasan orang jual kamera, karena rusak, kamera mendekati rusak, dan bosen. Tapi, gue punya prinsip, setiap benda elektronik punya lifetime masing-masing. Beli 2nd itu untung-untungan, kalau dapet bagus ya panjang umur tuh barang, tapi kalau lagi apes, ya baru setahun, bahkan kurang bisa jadi udah bermasalah. TErlebih lagi cukup riskan berli kamera bekas, bisa jadi SC (Shutter Count) udah lebih dari 9000an, ya mending beli bekas aja. 


Para fotografer yang udah senior pernah bilang, belilah kamera yang sesuai dengan budget. Beli kamera yang murah, tapi asesorisnya yang mantep. Menurut mereka, kamera bukan faktor utama dalam bagusnya sebuah foto, tapi orang yang berada dibelakang kamera. Man behind the gun guys.

Kemarin kamera new entry Canon yang dibawah 10 juta cuman canon EOS 1300D dan 750D. Tapi sayang, duit gue enggak sampe 6 juta, jadi pilihan gue cuman EOS 1300D. Lha 750D udah mendekati 9 juta.  NEvermind, yang penting mah belajar.

Gue sih pengenya beli Canon yang 2 digit,  atau minimal 3 digit. Tapi apadaya duit hasil nabung beberapa bulan, ya disyukuri aja. Owh iya, gue memutuskan beli DSLR. 

Kenapa Enggak Mirrorless? Kan lagi hits.

Gue udah pernah motret pake mirrorless, ya hasilnya lebih mantep, lebih ringan, lebih enak dibawa ke mana-mana. Tapi ada pertimbangan kenapa gue enggak beli mirrorless. Yang pertama ya duit. Sebenernya ada yang harga mirrorless yang harganya 5 jutaan, tapi ya sayang enggak ada viewfinder.  Sedangkan mirrorless yang ada viewfindernya harganya di atas 8 juta cuk. Itu aja merk fujipilem. Tapi untuk saat ini gue belum begitu tertarik pake mirrorless. Gue ingin menikmati seni fotografi dan prosesnya. Gue ingin menikmati motret lewat viewfinder, kaya kamera analog. Gue ingin menikmati menebak apakah hasil potretan gue jadi apa enggak. 

Kadang apa yang dilihat di viewfinder, belum tentu sama dengan hasil jepretan. Ya inilah seni fotografi. Ya bisa dibilang, semi-analog. Beda banget dengan kamera mirrorles. Apa yang kita lihat di viewfinder ya itu ya itu hasilnya. Kalau kata Om Darwis S., "Era kamera ada era analog, digital (DSLR), dan mirrorles. Era mirrorless merupakan era yang bingung." Ya itu sih tergantung pendapat dan sudut pandang masing-masing aja.

selain itu, alasan gue milih DSLR karena batrenya yang lebih awet, dan yang pasti lebih mantep dipegang. Yang lebih gedhe, lebih mantep ya jenk :D. Tapi yang penting, adalah aksesorisnya.  Lensa mirrorless harganya masih tinggi cuk,  hampir dua kali lensa DSLR. Lagian , lensa mirrrorless saat ini masih belum banyak varianya.

Oke, mungkin cukup ini aja cerita dari gue. Berikut ini gue kasih video bukabox dslr yang gue beli beberapa  bulan kemarin. Gue juga kasih testimoni penggunaan kamera setelah beberapa minggu.







Comments