Ketilang Polisi, Pake E-Tilang aja


Welcome Februari. Sebelumnya gue mau ngucapin selamat ulang tahun untuk Febri-Febri yang ada di manapun kalian berada, semoga kalian selalu diberikan kesehatan. Oke,  enggak terasa udah bulan Februari lagi, dan enggak terasa gue udah memasuki semester akhir di dunia perkuliahan. Semoga gue bisa lulus tepat waktu dan diwaktu yang tepat. Tapi, mengingat penelitian gue belum mendapatkan data yang bagus, membuat gue harus mengulang penelitian.*nangis di bawah kran*


Oke, pada postingan kali ini gue akan berbagai pengalaman yang kurang enak yang baru aja gue alamin beberapa hari lalu. Jadi akhir pekan kemarin, gue sekeluarga baru pulang dari Klaten. Sesampai di lampu merah Maguwo, ada bapak-bapak yang galau naik motor. Mau belok kanan tapi enggak jadi dan memilih untuk terus. Sedangkan mobil yang gue tumpangi tetep belok kanan. Ya karena harus menunggu kegalauan bapak-bapak yang naik motornya kaya tai tadi, membuat lampu menjadi merah. Dan seketika ada polisi yang menghampiri mobil kami. Seketika you knowlah apa yang selanjutnya terjadi. 

Yap, sopir gue kena surat merah. Rencana pak sopir meminta sidang. Tapi karena sidang terlalu lama, dan SIM juga bakal ditahan membuat kami berfikir seribu kali. Sidang juga menyita banyak waktu, harus ke kejaksaan, dan SIM punya pak sopir juga pastinya bakal dipake buat kerja juga. Yap, seperti ini yang membuat orang males berurusan sama polisi. Dan yang seperti ini membuat orang-orang kurang suka dengan polisi lalu lintas. 

Gue inget, kalau ada e-tilang. Gue browsing-browsing dulu tentang e-tilang. Setelah tercerahkan, gue bilang, “Pak… pake e-tilang.” Seketika pak polisi cuman melihat kami. Dan enggak lama kemudian, surat tilang warna merah yang diberikan kepada gue diambil lagi. Pak Polisi kemudian menuliskan sesuatu di sudut kanan bawah pada kertas tilang. Dan ternyata yang ditulis adalah nomor yang harus dimasukan ke rekening. 

Setelah selesai menuliskan nomor e-tilang atau nomor apalah itu, gue buru-buru nyari atm BRI. Di sebelah kantor pos polisi ada atm BRI, tapi sayang seribu sayang. ATM lagi rusak, kan bangs*t banget. Gue tanya sama petugas BRI yang kebetulan ada di sana, dan beliau memberitahu kalau ATM BRI terdekat berada di depan bandara Adi Sucipto. Tanpa menunggu azan magrib, kami langsung cabut ke atm terdekat.

Alhamdulillah, ATM lancar dan gue berhasil membayar denda tilang lewat ATM. Seenggaknya  duit yang dikeluarkan masuk ke kantong negara, bukan ke kantong oknum tertentu.





Pelajaran yang bisa didapat, jika ditilang, mintalah e-tilang aja. Daripada nyogok petugas, entar kasian si Petugas. Kalau duitnya sampe ke negara enggak apa-apa. Tapi kalau dimakan sendiri kan kasian kelurganya diberi duit haram.

Prosesnya enggak ribet kok, cukup ke atam dan bayar denda. Setelah itu kasihkan bukti transfer dn surat tilang ke polisi. Dan dia (polisi) bakal ngembaliin SIM kalian.

Ya kalau gue engga browsing tentang e-tilang ini ya pasti sama petugas disuruh sidang. Lha kalau lokasi sidangnya di dalam kota, kalau rumah kalian di Jakarta dan kalian kena tilang di Surabaya, ya maleskan, bolak balik Jakarta-Surabaya cuman buat ngambil SIM dan bayar sidang.

Nih buat yang belum tau tata cara pembayaran tilang via ATM, gue akan jelasin. ATM yang gue pake adalah BRI, kalau yang lain, silakan menyesuaikan atau browsing sendiri.

Caranya adalah:
  •  Pergi ke ATM (ya iyalah, masa ke rumah mantan)
  • Masukin Pin seperti biasa saat kalian mau ngambil duit.
  • Terus pilih menu pembayaran dan pilih Briva
  • Tinggal masukin nomor tilang yang ditulis sama pak polisi.
  • Kalau udah keluar bukti, tinggal serahin ke polisi tadi, dan ambil barang bukti sitaan dari tangan polisi.

Yap, mungkin cukup ini aja cerita dari gue, semoga kita enggak berurusan sama yang namanya Polisi Lalulintas. Tapi kalau berurusan gara-gara melanggar, ya silakan gunakan cara yang lebih simple. Birokasi jaman sekarang udah simple, enggak bertele-tele dan enggak ribet.

Tapi semua tergantung pilihan kalian kok, mau sidang oke, mau e-tilang ya monggo. Soalnya buat gue, waktu itu harus dipake seefektif mungkin, waktu enggak akan kembali. So, daripada menghabiskan waktu buat ke kejaksaan, datang sidang, bayar denda di lokasi, baru kelar, ya mending langsung e-tilang aja.


Jika ada pengalaman tilang, silakan share di kolom komentar guys.
Comments