Reunian Para Tuna Asmara


Langit Jogja yang tadinya cerah kini perlahan berubah menjadi gelap. Cuaca hari ini agak berbeda dari sebelumnya. Beberapa hari terakhir ini  hujan selalu membasahi  tanah di Kota Jogja, tapi enggak dengan hari ini. Mungkin aja beberapa hari ini langit di Jogja sedang merasakan kesedihan yang gue alamin dimana data penelitian gue ancur. Bahkan hari ini adalah ketiga kalinya gue mengulang peneletian untuh thesis gue. Sebagai mahasiswa akhir yang udah memasuki tahun terakhir, gue kudu lebih bersemangat lagi ngerjain thesis gue. Ekspetasi gue, bulan Januari gue udah selesai ngelab. Eh, boro-boro mau selesai, penelitian aja ngulang terus.

Selesai menjalankan solat magrib, gue merebahkan badan gue ke atas kasur yang sejak tadi memanggil-manggil nama gue. Rasanya capek banget, seharian di laboratorium mengulangi peneltian. Enggak lama kemudian, ada notifikasi dari HP gue.


“Gaes… udah pada berangkat.?”
“Kami bertiga langsung ke Café.”
“…”

Sebuah notifikasi dari grup KKN. Beberapa hari ini grup KKN yang terbentuk hampir empat tahun lalu kini kembali hidup lagi. Udah lama banget gue enggak bertemu dengan teman-teman KKN. Terakhir kali ketemu beberapa tahun yang lalu saat wisuda temen gue, itupun enggak lengkap. Hari ini anak-anak KKN berencana meet up untuk melepas kangen dan sekaligus farewell party. Salah satu anak KKN diterima jadi PNS dan penempatan di luar Jawa. Yap, ini adalah kesempatan yang enggak boleh terlewatkan.
 Awal Pertemuan KKN tahun 2014

Anak-anak KKN udah merencanakan pertemuan malam ini jauh-jauh hari dengan harapan kami bisa meluangkan waktu. Karena gue dan anak-anak yang lain punya kesibukan sendiri-sendiri, maka sangat sulit menyatukan jadwal buat ketemu. Hingga akhirnya dipilihlah waktu malam malam hari ini di Jogja. Temen-temen gue berasal dari luar Jogja, tapi anak-anak memilih tempat Jogja. Emang Jogja itu selalu istemewa dan punya selaksa cerita buat gue.

Membaca kegaduhan di Grup KKN, guepun siap-siap berangkat. Gue udah mandi, rapi, dan siap berangkat. Tanpa menunggu azan isya, gue langsung menuju kafe di daerah Seturan. Sebenarnya gue belum tahu tepatnya lokasi kafenya, tapi yang jelas gue udah tau di lokasinya di daerah Seturan, deket UPN. 

Enggak sampe sejam dari kosan, gue tiba di daerah Seturan. Tapi, yang jadi masalah, dimanakah lokasi cafénya? Dengan bermodalkan google map dan shere location dari anak-anak, gue berusaha mencari. Hingga gue melihat sebuah papan besar dengan tulisan “Eastern Café”

“Alhamdulillah, akhirnya gue nemu juga.” Kata gue dalam hati.
Gue segera belok dan memarkirkan motor di tempat parkir. Gue lihat di sekeliling gue.
“Apa bener ini café? Kok lebih mirip foodcourt malam gini?” 

Gue lihat pengunjung yang datang, barangkali gue melihat temen KKN. Tapi kok enggak ada. Gue mulai curiga, sebenarnya mereka dimana. Orang-orang yang sedang makan pun memandangi gue. Mungkin dalam hati mereka, “Ini orang kok sendirian aja, jomblo kali.”

Gue mulai curiga, apa mungkin gue salah tempat. Gue mengambil hp dari dalam tas kecil yang gue bawa dan menelpon temen gue. Temen gue langsung mengangkat telpon gue dan dia bilang kalau dia udah di dalam kafe. Gue semakin merasa kalau gue salah tempat. Yang ada di hadapan gue enggak ada ruanganya, sedangkan bangunan besar yang ada di belakang gue ini sebuah diskotik. Guepun berjalan ke arah jalan raya. Dan seperti yang gue pikirkan. GUE SALAH TEMPAT! Café tempat ketemuan ada di sebelah. 





Buru-buru gue cabut sebelum malu. Guepun pindah ke sebelah. Tukang parkir cuman ngeliatin gue dengan tatapan aneh. Guepun cuman bilang, “maaf pak, salah tempat.”

Kali ini gue enggak salah tempat, di depan tertulis jelas kalau tempat ini emang bener-bener café Eastern. Gue segera masuk ke dalam, dan di sana beberapa temen gue udah menyambut kedatangan gue.

Guepun menyapa mereka dan melepas kangen bersama mereka. Akhirnya wacana untuk bertemu anak-anak KKN jadi kenyataan. Yap, meskipun KKN udah berakhir sejak tahun 2014,tapi hubungan dan komunikasi masih tetep berlanjut sampe sekarang. Bahkan enggak sedikit grup KKN yang yang udah jarag dan enggak mau meet up.Ketika kKN kelar, ya grup KKN bubar. Tapi berbeda dengan kelompok KKN gue ini. Hubungan kami masih tetep kuat, bahkan kami menganggap satu sama lain seperti keluarga sendiri. Ya wajar, dulu selama 1,5 bulan tinggal bareng di rumah kosong, dan udah banyak kisah yang kami lalui.

Yap, bisa dibilang grup KKN gue ini adalah “obat” yang dikirim Tuhan buat menghibur gue. Mereka yang membantu gue bangkit ketika gue lagi di titik terendah dalam hidup gue. 
 2018

Enggak ada yang berubah dengan mereka, hanya bertambah usia aja. Sedangkan kelakuan, masih sama seperti saat KKN. Sayangnya, kami enggak bisa datang semua. Dari sembilan anak KKN, hanya enam yang bisa kumpul.  Tapi setidaknya pertemuan ini enggak jadi wacana lagi. Kami bernostalgia tentang kehidupan kKn bahkan kami juga video cal dengan anak-anak KKN yang enggak bisa datang malam ini. Mereka enggak bisa datang karena sedang studi di luar negeri dan ada yang sedang bekerja di ibu kota.

Langit Jogja yang tadinya cerah berbuah menjadi gerimis. Enggak terasa udah dua jam kami ngobrol ngalor ngidul. Waktu semakin malam. Kamipun berencana melanjuykan obrolan kami di rumah anak KKN. Yap, malam ini kami semua bakal nginep di rumah temen KKN gue. Orang tua temen gue udah menyiapkan semua. Lagian pertemuan hari ini masih belum maksimal, masih ada banyak hal yang perlu dibicarakan dan dikenang.

Malam itu guedan anak-anak KKN pergi ke rumah salah satu anak KKN di daerah Maguwo. Sampai di rumah temen KKN, kami menajutkan obrolan kami. Bahkan tanpa sadar malam semakin larut, dan jam menunjukan angka 1 malam. Kamipun berpisah untuk tidur.  FYI, gue tidur sama temen gue yang cowok yak, enggak usah mikir aneh-aneh. Enggak mungkin tidur bareng cewek-cewek, bisa-bisa gue diarak keliling kampung abis itu di rajam.

Gue dan anak cowok tidur di lantai atas, sedangkan cewek-cewek tidur di kamar di lantai bawah. Meskipun udah bersiap-siap tidur, mata gue masih belum bisa merem. kayaknya gue udah melewati jam ngantuk gue. Sambil menunggu rasa kantik, gue dan temen laki bercerita dan bernostalgia tentang jaman-jaman KKN. Entah siapa duluan yang nyeletuk.

“Nuu… kapan lagi yan kita bisa ngumpul dan tidur ditempat teman kayak gini. Kalau udah nikah pasti udah sulit dan enggak bisa.” Kata temen gue sambil melihat gue.
“Iyo Bro, nek udah punya istri, ke alfamart wae langsung disuruh pulang.”
“Temen-temen kuliahku udah pada nikah dan kalau ngajak ngumpul ki sudah banget.” Balas temen gue.
“Makane mumpung masih bujang dan muda, ya dinikmati dulu waktu bersama temen-temen.”

Yap emang bener, kadang ngumpulin temen buat ketemu itu seperti ngumpulin 7 buah Dragon Ball, susah banget. Jangankan ngumpulin temen yang udah berkeluarga, yang masih single aja susah banget. 

Besuk ngumpul yu cah.
Oke… kapan? Di mana?
Wah aku ada acara.
Tempatnya kalau bisa yang enak ya.
Eh jadi ngumpul gak sih?
Maaf aku enggak jadi ikut, ada acara dadakan.
dan begitulah seterusnya.
Bener banget curhatan temen gue saat ngumpulin massa untuk berkumpul. Bahkan setelah berkeluarga rasanya juga enggak enak kalau ngajakin kumpul-kumpul enggak jelas. Yap, dari curhatan temen gue ini, dapat gue ambil kesimpulan, masa muda adalah masa yang paling indah dan bebas. Lakukan yang terbaik, dan jangan pernah sia-siakan waktu berharga kalian buat orang yang kalian sayangi. Karena kita enggak tahu kesempatan kedua akan datang dua kali ataukah enggak.


Yap, mungkin cukup ini aja cerita gue Minggu lalu. Terimakasih buat keluarga KKN Ceria Ketitang Klaten, kalian emang luar biasa. Kalian memberi hiburan buat gue yang lagi galau akan penelitian. Semoga di lain waktu kita bisa bertemu dan bercanda seperti dulu lagi. Sukses untuk karir kalian.
Comments