Sabtu Malam yang cerah dan enggak mendung. Setelah hampir seminggu enggak melihat sinar matahari, akhirnya di hari ke tujuh, matahari mulai menampakan sinarnya seharian. Hujan badai melanda langit Jogja beberapa hari ini yang berakibat beberapa daerah di Jogja, Klaten, Pacitan banjir, telah berhenti. Bahkan temen sekelas gue juga mengalami dampak banjir yang menyerang Selatan Jogja ini.
Sabtu ini agak berbeda dari Sabtu biasanya. Weekend kali ini gue habiskan di Jogja. Biasanya setiap minggu, gue selalu menghabiskan akhir pekan di rumah bersama keluarga. Sabtu ini gue juga ada kegiatan organisasi yang membuat gue harus stay di Jogja. Sabtu ini gue ada kegiatan di kampus. Bisa dibilang ini adalah event terakhir gue di kampus. Acara di kampus berakhir petang hari. Hal ini membuat gue mau enggak mau harus stay di Jogja. Mau balik ke rumah, udah enggak ada kendaraan dan udah malam. Kegabutanpun melanda gue.
“Malem Minggu mau ngapain?”
“Masa cuman tidur di kosan aja?”
“Gue kan jarang di Jogja tiap akhir pekan? Kenapa enggak menikmati Malam minggu di Jogja?”
“…”
Kegalauanpun melanda gue. Mau jalan, gue kan jomblo. Akhirnya gue semakin galau. Tiba-tiba terpikirkan untuk menghubungi temen kuliah gue yang juga gabut. Seharian temen gue juga gabut. Singkat cerita, gue menghubungi beliau dan akhirnya dia mau nongkrong menikmati suasana malam di Jogja.
Setelah berdiskusi mau nongkrong di mana, dipilihlah buat nonton film. Kebetulan gue juga udah lama banget enggak ke bioskop. Film terakhir yang gue tonton di bioskop ya film Beauty and The Beast. Udah sejak lama gue ingin banget nonton film yang lagi booming beberapa minggu ini, yaitu FILM Keluarga Tak Kasat Mata.
(Source: Bioskop today)
Yap, cerita horror ini pernah booming di Kaskus tahun 2015 lalu. Selain itu kenapa gue ingin nonton film ini karena pelaku dan tokoh dari Keluarga Tak Kasat Mata ini adalah temen SMA gue sendiri. Yap, Danendra Genta ini adalah temen SMA gue. Gue kenal dia, karena dulu kita satu angkatan di SMA. Selain itu, lokasinya yang berada di Jogja membuat gue merasa bernostalgia karena sedang menjadi bagian dari Jogja. Tapi, ada satu hal kenapa gue ingin nonton film Keluarga Tak Kasat Mata karena lokasi kejadian Keluarga Tak Kasat Mata ini terletak di deket kosan gue, gila banget kan. Selain alasan yang udah gue sebutin tadi, ada alasan yang cukup kuat kenapa gue harus nonton film KTM. Yaitu ada mbak AURA KASIH. Aseek.
Reunian dan Bukber SMA
Setelah deal dengan temen gue, kami berangkat ke bioskop di Jogja City Mall (JCM) yang letaknya deket dengan kosan gue, dan deket dengan lokasi Rumah Keluarga Tak Kasat Mata.
Ini adalah pertama kalinya gue pergi ke Jogja City Mall. Meskipun gue udah sering bolak balik Jogja, tapi belum pernah masuk ke Mall yang bergaya Romawi ini. Ya, cuman lewat doank, belom pernah masuk ke JCm. Sesampai di Jogja City Mall, gue cuman bisa mangap-mangap sambil menahan kekaguman. Lha pie yak. Mall ini cukup besar banget. Ini pertama kalinya gue melihat mall segedhe Pamela Duo Serigala. Dulu di Solo Mallnya enggak segedhe ini. Ya bisa dikatakan 11:12 kayak Amplaz Jogja.
Suasana di JCM begitu sangat crowded dan ramai. Wajar aja, hari ini kan libur akhir pekan yang panjang. Jadi banyak sekali wisatawan yang pergi ke Jogja. Terlebih lagi dua hari ini cuaca Jogja berangsur pulih seperti sedia kala. Banyaknya pengunjung membuat lift di JCM selalu penuh. Bioskop yang ada di JCM terletak di lantai 6 dan film akan dimulai 10 menit lagi jadi gue dan temen gue memilih naik eskalator. Ya itung-itung olah raga malam dan explore Mall.
Sesampai di lantai atas, gue dan temen gue membeli tiket. Jam menunjukan hampir setengah 9. Selesai membeli tiket, kami langsung masuk ke studio. Kesan pertama masuk ke studio, cukup nyaman. Bahkan ini adalah studio yang paling nyaman di Jogja yang pernah gue temui. Beberapa orang telah duduk di kursinya masing masing. Kondisi bioskop cukup sepi. Hanya 3 baris kursi atas yang terisi. Entah beda banget dengan saat nonton bioskop sebelumnya. Mungkinkah karena udah malam, jadi sepi. Ataukan orang-orang pada males nonton film Indonesia?
(Source: Danendra Genta)
Enggak lama kemudian, FILM di mulai. Adegan demi adegan berjalan dan mengalir apa adanya. Film Keluarga Tak Kasat Mata dibintangi sama Wizi, Kemal, Gari Ishak Tio Pakusadewo, dan pastinya AURA KASIH.
Pemain KTM (Source: Tribunnews.com)
Tapi, seiring berjalanya adegan, entah kenapa gue merasa kalau ceritanya menjadi biasa aja. Alur ceritanya berbeda dengan tulisan yang ada di Kaskus. Bahkan, lebih horror dan mencekam tulisan di kaskus ketimbang film yang gue tonton ini. Gue mencoba menikmati alur ceritanya, tapi rasanya gue malah seperti sedang nonton FTV. Alur cerita di FILM sangat berbeda dengan alur di Kaskus.
Adegan horror dan mencekam menurut gue enggak ada. Yang ada cuman kaget karena efek sound dan gambar penampakan yang tiba-tiba muncul. Ya bisa dikatakan gue seperti sedang melihat trap horror di internet. Rasanya gue sedang disuruh berkonsentrasi di depan browser, dan tiba-tiba muncul gambar seram dan suara jeritan yang membuat gue kaget.
Yang membuat gue agak kecewa, latar yang dipake di film cukup sedikit seperti Rumah, Plengkung Gading, Tugu Jogja, Parangkusumo, Jalan sepanjang pantai Selatan dan Hutan Pinus.
Ya meskipun ada kekurangan, ada unsur komedi dalam film ini yang membuat gue dan para penonton tertawa. Tingkah konyol Kemal Pahlevi membuat gue ngakak sekenceng-kencengnya. Rasanya gue malah lagi nonton FILM Komedi ketimbang nonton film horror.
Selain itu, ada yang cukup mengobati kekecewaan gue. Yap, munculnya Mbak Aura Kasih. Sumpah, di film ini gue gagal fokus terus. Kecantikan Aura Kasih membuat gue senyum-senyum sendiri. Selama scene Aura Kasih, gue selalu memasang mata siaga dan berusaha enggak melewatkan sesuatu pada Aura Kasih :v. Pokoknya Aura Kasih Juara lah.
Mbak Aura Kasih Emang Juara, juara bikin gagal fokus , hehe
(Sumber: Tribunews.com)
Enggak terasa film berakhir. Film yang berdurasi 87-an menit ini pun selesai. Gue dan temen gue langsung pulang karena udah capek. Seharian di kampus dan dilanjutkan nonton FILM.
Setelah nonton film Keluarga Tak Kasat Mata, dapat gue simpulkan kelebihan dan kekurangan dari FILM ini.
Kelebihan dari FILM ini:
- · Ada Aura Kasih Yang selalu bikin salah fokus.
- · Ada unsur komedi yang membuat penonton tertawa.
- · Latar Jogja yang membuat orang kangen akan Jogja.
- · Para pemain cukup ternama
- · Pakaian yang dipakai cukup sopan, enggak seperti FILM Horor yang cuman menjual keseksian aja.
Sedangkan kekurangan dari FILM ini:
- · Alur cerita berbeda dengan tulisan yang ada di Kaskus.
- · Horronya kurang dapat, cuman kaget yang didapat
- · Seting latar kurang banyak, sehingga seolah-olah monotone.
Yap, meskipun ada kekurangan, tapi gue mengapresiasi film Keluarga Tak Kasat Mata ini. Pembuatan film seperti ini cukup sulit dan cukup lama. Gue masih inget percakapan gue dengan Si Genta dua tahun lalu mengenai pembuatan film Keluarga Tak Kasat Mata ini. Waktu itu, si Genta baru aja ditawari oleh pihak film agar kisah hidupnya diabadikan menjadi film. Dan tahun 2017 akhir, film KTM baru aja release dan selesai dari pembuatan. Dua tahun dihabiskan dalam pembuatan film Keluarga Tak Kasat Mata. Bukan waktu yang sebentar dalam membuat satu film. Pasti tenaga, waktu dan pikiran telah dihabiskan dalam memproduksinya. So, kita harus mensuportnya. Terlebih lagi ini adalah film Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, gue harus mendukung film-film Indonesia agar enggak kalah laris dengan film luar negeri. Kasihan kan kalau film Indonesia enggak didukung. Bisa-bisa orang jadi males bikin film dan film Indonesia bakal terpuruk. Endingnya bioskop di Indonsia isinya film luar semua.
Oke, cukup ini aja tulisan dari gue. Sekali lagi gue mengucapkan selamat buat Genta karena udah sukses dalam menerbitkan buku dan FILM Keluarga Tak Kasat Mata. Sukses terus dan gue tunggu karya selanjutnya.