[Traveling] Explorer Punya Cerita: Jelajah Candi ASU dan Pendem Magelang


What’s up semua! Selamat pagi, selamat malam, dan selamat selamat malam dimanapun kalain baca tulisan ini. Pada postingan kali ini, gue akan sedikit berbagi informasi tentang spot wisata sejarah yang baru aja gue kunjungi kemarin. 

Jadi, sekarang ini adalah waktu yang udah gue tunggu-tunggu saat kuliah, yaitu liburan. Oke, saat kuliah, ingin cepet-cepet libur, dan setelah libur kudu dimanfaatin dengan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya. Gak afdol kalo liburan cuman dihabiskan di rumah terus, dipake buat nonton TV ampe mata berubah jadi Dajjal. 


Minggu lalu, sebelum balik ke rumah, gue punya keinginan ngetrip di Jogja. Rencananya gue ingin menjelajahi candi-candi yang ada di Jogja. Gue ini tipe orang yang demen banget ngetrip ke tempat yang berbau dengan masa lalu, seperti tempat sejarah, ke candi, museum, dan rumah mantan. Untuk yang terakhir, abaikan aja. Jadi kemarin segela persiapan udah gue siapin dengan rapi, gue udah mencari informasi lokasi-lokasi candi yang ada di Jogja, bahkan gue udah menuliskan penanda lokasi di kertas biar gue enggak lupa. Tapi, sepertinya alam sedang enggak bersahabat dengan gue. Lha, pas mau berangkat jam 12 siang, eh jam 12 malah hujan deres banget mengguyur Jogja. Baru reda sekitar jam 4. Ya udah, akhirnya gue batal menjelajahi candi-candi yang ada di Jogja dan gue pun pulang ke rumah keesokan harinya.
Okelah, saat di rumah, alangkah baiknya memanfaatkan liburan dengan efektif. Karena masih dongkol dengan kegagalan trip di Jogja, akhirnya gue ingin menjelajah Candi-candi yang ada di Magelang. FYI, di Magelang banyak banget candi-candi peninggalan jaman Sailendra. Pasti yang kalian ketahui candi di Magelang cuman Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon. Padahal masih banyak candi-candi di Magelang seperti candi Ngawen, Candi Pendem, Candi Lumbung, Candi Asu, dan Candi Malarangeng, Untuk yang terakhir bukan nama candi woy!!!


Lokasi TKP yang akan gue kunjungi adalah candi Asu. Gue udah browsing-browsing mengenai nih candi. Sebenarnya tahun kemarin, gue udah berencana mencari candi ini, tapi sayang waktu itu lokasinya gak ketemu dan gue nyasar, sial banget. Jadi, untuk melunasi rasa penasaran gue, gue berencana mengunjungi candi ini. FYI, gue belum tahu lokasi candi ini. 

Pagi-pagi jam 8-nan, gue berangkat dari rumah menuju lokasi. Menurut hasil browsing-browsing, lokasi candi Asu berada di daerah Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tepatnya di lereng gunung Merapi. Gue berangkat naik motor menuju Muntilan lewat jalan raya Magelang-Jogja. Jika kalian dari arah Jogja, kalian juga harus ke Muntilan, nanti setelah sampai di Taman Bambu Runcing, kalian harus belok kanan kembali ke arah Jogja. Soalnya jalan di sana adalah jalan searah. Ikuti jalan arah ke Jogja. Setelah melewati POM, kalian lurus aja terus sampai menemukan lampu merah pertama setelah SS. Setelah sampai di perempatan lampu merah pertama, kalian belok kiri dan ikuti aja jalan dari beton. Nanti kalian akan melewati pasar Talun. Nah, dulu sesampai di sini gue nyasar dan batal ke candi Asu, sial. 


Belajar dari pengalaman, gue pelan-pelan sesampai di Pasar Talun. Kalau kata temen gue, lokasi candi Asu emang lewat pasar Talun. Nah sesampai di depan pasar kan ada persimpangan. Gue memilih lurus mengikuti jalan raya. Lurus terus sampe menemukan persimpangan yang salah satunya kalau belok ke kiri adalah ke Tlatar. Nah sampe persimpangan gue bingung harus belok ke mana. Guepun membuka GPS, ternyata lokasinya enggak jauh dari tempat gue berdiri. Oke Fix, berarti gue enggak salah jalan. Gue turun dari motor dan bertanya pada warga yang ada di sana.


“Nyuwun sewu bu, nek candi Asu niku lewat pundi?” (Permisi Bu, Candi asu lewat mana?”
“Owh, medal mriki mas. Lurus mawon, mangke belok kiri. Nah pun tekan mangke.” (Lewat sini mas, lurus aja, nanti belok kiri. Nanti udah sampe.)
“…”


Mendengar petunjuk dari ibu-ibu yang lagi nongkrong di depan rumah, gue langsung berpamitan dan melanjutkan perjalanan. Jadi, ketika sampe di persimpangan yang salah satunya ke arah Tlatar, kalian jangan mengambil yang ke arah Tlatar, tapi kalian lurus aja.

Setelah disuguhi jalanan aspal yang berkelok kelok kayak kisah asmara gue, sampelah gue di lokasi candi. Candi Asu terletak di depan SD. Lokasi candi berada di tengah kebun dan sawah. Terlihat batu andesit yang tidak utuh tersusun membentuk candi. Alhamdulilah, akhirnya gue sampe di candi Asu dengan selamat tanpa nyasar, hahaha (*senyum Pepsodent).


Gue masuk ke dalam candi, dan terlihat candi masih belum tersusun dengan utuh. Hanya tersusun 50 % aja. Terlihat gak ada penjagaan seperti di candi Ngawen. Hanya ada pagar dari kawat berduri yang mengelilingi candi. Kalo gue lihat, gak ada patung-patung dan ornamen candi, hanya ada batu aja. Mungkin hilang atau belom ditemukan.


Owh Iya, Candi Asu ini bisa berarti Anjing. Asu=Anjing. Tapi ada versi yang mengatakan kalau namanya Asoo, Ngaso. Dalam bahasa Jawa Asoo=Istirahat. Tapi, karena lebih mudah diinget, jadi namanya Asu. Bahkan papan nama candi yang tertulis di depan candi tertulis ASU.



Setelah puas, tiba-tiba ada mas-mas yang datang. Kemungkinan dia akan mencuci candi. Guepun menyapa beliau dan kami ngobrol-ngobrol. Dan gue diberitahu kalo 300 meter dari sini ada candi lagi, namanya candi Pendem. Selesai diberi arahan, gue langsung menuju lokasi. 


Dan bener, ada tulisan Candi Pendem di gang seperti yang diceritakan mas-mas tadi. Gue pacu kendaraan gue menuju arah yang tertulis tadi dan sampelah gue di perkampungan penduduk. Lha gue bingung, lokasi candi di sebelah mana. Tiba-tiba aja ada kakek-kakek yang sedang membawa rumput. Gue turun dari motor dan bertanya kepada beliau.


“Permisi mbah, nek candi Pendem di sebelah mana ya?” (Pake bahasa Indonesia biar cepet)
“owh, ke sawah mas, nanti udah kelihatan kok.” Balas si Kakek dengan sopan.
“Lha motornya di taruh mana mbah?” tambah gue.
“taruh sini aja, aman kok mas.” Balas si Kakek.
“…”



Mendengar perkataan si Kakek, motor gue taru di bawah pohon bambu dan gue langsung bergegas menuju TKP. Gue udah enggak sabar melihatnya. Jalan setapak, hamparan padi, dan hijaunya sawahpun menemani perjalanan gue. Enggak lama kemudian, gue melihat ada sebuah bangunan bewarna hitam dan gue duga kalau itu adalah candi Pendem. Gue mempercepat langkah dan sampelah gue di depan gerbang candi yang tertutup. Tertulis di sana, “Candi Pendem”. FIX, berarti emang bener candi Pendem. Pintu gerbang gue buka dan gue masuk ke sana.


 Candi Pendem
Sama seperti candi Asu, candi pendem ini kondisinya juga enggak utuh. Kalo gue lihat baru 50 persen aja. Lokassi candi juga berada lebih rendah dari sawah. Mungkin karena itu disebut candi Pendem. 

Gue berkeliling sambil menikmati candi. Kalo gue lihat, gue enggak melihat relief seperti yang ada di candi Mendut, candi Borobudur, dan Pawon. Gue naik ke atas candi dan terlihat ada lubang berbentuk segi empat. Di dalamnya terlihat ada beberap uang logam. Entah maksudnya apa coba. Mungkin ada yang sengaja melemparnya dan make a wish kaya dipelem-pilem.



Enggak lupa, gue berfoto-foto untuk mengabadikan moment dan sebagai bukti kalo gue emang udah sampe di lokasi. Jaman sekarang kan no Picture=hoax. Pokoknya keren banget lah disini. Kalian juga bisa melihat keindahan gunung Merapi dan Merbabu.



Yap, mungkin ini aja cerita dari gue. Tips buat kalian yang datang, kalau kalian bawa mobil, kalian bisa parkir di depan SD. Soalnya mobil enggak akan bisa masuk lokasi. Untuk biaya, gratis kok. Soalnya enggak ada yang jaga jadi gratis. Pesan gue, jangan merusak dan bersikaplah sopan. Oke, cukup ini dulu tulisan dari gue, jika ada pertanyaan bisa tinggalkan di kolom komentar atau bisa kirim email ke gue. Tunggu trips gue selanjutnya, BYE!


Comments