Menertawakan Diri Sendiri


Masih teringat beberapa tahun lalu, sewaktu aku masih kelas XI. Waktu itu tahun 2010, berarti udah 6 tahun lalu. Pada waktu itu aku dan rombongan SMA akan piknik ke Bali. Seperti sekolah pada umumnya, sebelum ke Bali, pasti ada yang namanya kunjungan study (study banding) ke Universitas yang terkenal. Waktu itu sekolahku studi banding ke UGM. 


*Tahun 2010
Sebagai anak SMA yang pikirannya piknik, pasti kunjungan ke universitas cuman sekedar mampir aja. Begitu juga denganku. Waktu itu aku belum ada pikiran untuk kuliah. Besuk mau kuliah di mana, jurusan apa. Karena waktu itu masih kelas XI. 


Tahun berikutnya, aku udah menjadi murid kelas XII. Harus memutuskan akan kuliah di mana, dan mau mengambil jurusan apa. Pada waktu itu lagi ngetrend yang namanya SNMPTN undangan dan tulis. Ya kalau tahun-tahun sebelumnya namanya PMDK, yaitu seleksi perguruan tinggi tanpa tes, melainkan memakai raport. Pada waktu itu aku ikut SNMPTN undangan dan mencoba memilih di UGM.

Tapi sayang, setelah pengumuman keluar, aku gak lolos undangan. Ya rasanya agak shock juga, tapi aku tetep sabar. “Masih ada SNMPTN tulis” pikirku dalam hati. Selang beberapa bulan, diadakan SNMPTN untuk jalur tulis. Karena pengalaman Undangan kemarin gagal masuk ke UGM, akhirnya aku gak memasukan UGM ke dalam list universitas pilihanku.

Finally, aku jadi mahasiswa Solo. Yap, menetap di SoLo untuk beberapa tahun.  Tahun berikutnya, tahun 2012, aku mencoba mengikuti SNMPTN tulis lagi. Pada waktu itu entah kenapa aku iseng-iseng ingin masuk Kedokteran. Ya udah deh, namanya juga coba-coba. Akupun memasukan FK di Solo sebagai pilihan pertama. Akupun bingung pilihan kedua mau diisi apa. Karena gak mau ribet, akupun memasukan Kedokteran Hewan UGM sebagai pilihan keduaku. Ya itung-itung buat menebus dosa tahun kemarin yang gak memasukan UGM ke list SNMPTN tulis.

Setelah mengiuti SNMPTN di tahun kedua menjadi mahasiswa, tibalah pengumuman SNMPTN tulis. Aku sih gak terlalu berharap, lha wong namanya cuman coba-coba. Eh, malem hari pas pengumuman, siapa sangka malah pilihan kedua, di kedokteran hewan UGM malah lolos dan diterima.


 *sumpah, demi apa...
Lha waktu itu keluarga juga sempet kaget karena aku lolos SNMPTN, meskipun mereka agak sedikit marah gara-gara aku mengambil FKH UGM tanpa meminta pendapat keluarga.

Lha disinilah mulai timbul gejolak hati. Mau tetep di Solo atau pindah ke Jogja. Sungguh pilihan yang sangat sulit. Dulu sebelum daftar SNMPTN part 2, aku pernah bilang ke diriku sendiri. Kalau sampe diterima di pilihan 1, aku akan pindah fakultas, tapi kalau diterima di pilihan kedua, ehm., gak tau juga. Lha wong dulu pilihan kedua ini cuman asal-asalan ngambil aja karena udah bingung mau diisi apa.

Setelah mencari ilham dan wangsit di penjual mie ayam (*itu pangsit Woy), akhirnya aku memilih tetep stay di Solo. Karena aku harus menyelesaikan apa yang udah aku mulai. Mungkin kalau orang lain bakalan mengambil pilihan kedua dan memilih pindah. 

Alhamdulilah, 4 tahun lebih sedikit, akupun berhasil menyelesaikan apa yang udah aku mulai yaitu kuliah di Solo. Karena semangat belajar masih on fire, akupun melanjutkan studi lagi. Guru biologiku SMA dulu pernah bilang, mumpung masih muda, lakukanlah dengan yang terbaik. Menurut beliau, semangat anak muda akan berada puncaknya saat mereka berumur 24 tahun. Yang mau kerja, yang mau sekolah, di usia 24 adalah dimana semangat masih berapi-api.

Finally, akupun mencoba masuk ke UGM. Entah kenapa aku ingin masuk master di UGM. Jawabanya sih simple, jawabanya ada di ujung langit. Kita ke sana dengan seorang anak (Jangan sambil nyanyi yak). SKIP! 

Alasanya sih karena lokasinya yang deket dengan rumahku. Hidup di Solo selama hampir 5 tahun membuatku galau saat pulang kampung. Jarak yang cukup lumayan, waktu perjalanan yang panjang, membuatku termotivasi buat kuliah di Jogja aja yang deket. Padahal dosenku malah merekomendasikan kuliah di Bandung. Sedangkan keluargaku malah menyuruhku melanjutkan kuliah di Solo.

Aku cuman mendaftar di UGM doank. Meskipun waktu itu aku ragu apakah aku bisa masuk ataukah gagal. Masalahnya, lha pas ujian masuk ada berapa soal yang blank. Selang seminggu kemudian, tibalah pengumuman Ujian Masuk UGM. Dan, Voila, alhamdulilah diterima di UGM.

Aku gak nyangka kalau bakalan kuliah di sini. Kadang cukup merasa aneh aja dengan diriku ini. Tahun 2011 gak memasukan ke list SNPTN, tahun 2012 diterima di kedokteran hewan tapi gak diambil. Tahun 2016, malah mengambil di UGM. Kadang Tuhan itu bisa membolak balikan hamba-Nya. Skenario Tuhan itu gak ada yang bisa menebak dan memprediksi. Yang terpenting, Do the best, take the rest to the God.


*gak nyangak bakal foto di tempat yang sama seperti pada tahun 2010
Bismillah, semangat untuk dua tahun kedepan. Masih banyak list mimpi yang harus di wujudkan. Let’s draw the dreams. Kalau Laruku bilang, My Heart Draws a Dream, yeah.
Comments