Tragedi Sepatu Tuna Asmara


“Kita bagai sepasang sepatu selalu bersama”
“Tapi tak bisa bersatu…”
“…”

Ehm… hallo gaes, gimana kabarnya? Sehat? Yang jadi maba udah ospek? Gimana rasanya jadi mahasiswa? Beda banget kan dengan jaman SMA. Buat maba yang lain, maksudku Maba (Mahasiswa Bas*), semoga segera lulus dan wisuda. Jangan sampe terlalu lama di kampus. Kasihan orang tua kalian, mereka sudah mendambakan anaknya segera wisuda.




Oke, gak kerasa udah mau mendekati akhir bulan Agustus. Rasanya begitu cepat banget, padahal kemarin masih bulan Mei, eh tiba-tiba aja udah bulan Agustus. Owh iya, aku bulan ini aku udah resmi jadi maba loh. Beneran loh, MABA, mahasiswa baru, bukan mahasiswa ba…, ah sudahlah. Jadi dua minggu ini aku udah mulai kuliah (lagi). Ya meskipun pada minggu kemarin masih ada kuliah yang kosong. Oke, aku baru sempet posting hari ini karena kemarin aku baru aja pulang makrab. Kali ini aku akan sedikit curcol tentang makrab kemarin. Daripada kelamaan, langsung aja yak.

Cerita bermulai saat keempat negara hidup damai dan harga rokok sebungkus belom 50 ribu. Tapi semua berubah saat negara api menyerang. OKE SKIP! 

Sabtu pagi yang cerah tanpa jiwa yang sepi, aku mengikuti kegiatan makrab yang diadakan Keluarga Mahasiswa Pasca Kimia, (KMPK). Acara makrab ini diadakan untuk mengenal lebih lanjut dan mengakrabkan maba, termasuk aku. Aku akuin, baru seminggu bertemu teman-teman baru, aku masih belom begitu paham dan hafal temen-temen seangkatan. Aku cuman hafal dan paham dengan anak-anak laki, sedangkan dengan maba cewek, aku masih belum paham. So, karena alasan ini aku ikut acara makrab. Apalagi acara ini diadakan di Malam Minggu, Eh maksudku Sabtu malam. Malam Minggu cuman buat mereka yang udah punya pacar, sedangkan buat kami para tuna-asmara hanya mengenal Sabtu malam. Ya biar gak keliatan jomblo-jomblo amat ya ikutan makrab, siapa tau nemu jodoh di sini, halah.

Pagi-pagi jam 9 pagi aku udah sampe kampus. Kami berencana naik bus menuju TKP. Makrab akan diadakan di daerah Kaliurang. Jadi inget jaman kuliah s1 dulu. Kalau Solo punya Tawangmangu, di Jogja punya Kaliurang. Udah lama banget gak ikut makrab. 

Setelah peserta datang semua, kami berangkat menuju TKP. Ya ini adalah ketiga kalinya aku ke Kaliurang.  Aku dan rombongan naik bus kota. Kami berangkat dengan membawa 2 bus. Selain itu ada juga yang naik motor. Aku mau naik motor kayaknya gak deh. Pasti rasanya capek, dan aku juga belum tahu lokasi makrab hari ini. Lagian kalo naik motor, aku jadi gak bisa menikmati perjalanan karena harus fokus bawa motor.

Sepanjang perjalan hanya terlihat pohon-pohon. Semakin ke utara, udara Jogja yang tadinya panas tiba-tiba berubah menjadi dingin dan tekanan udara juga berubah. Hal ini terlihat dari perubahan yang ada di telingaku yang merasa agak gimana gitu. Aku duduk tepat di belakang pak Sopir. Sepanjang perjalan, aku cuman melihat keindahan ciptaan Tuhan.  Gak terasa sejam perjalanan dan kita udah sampe di villa yang ada di Kaliurang. Kami menginap di Vila Balai Inap Karyawan yang letaknya deket dengan goa Jepang.

Sampe di TKP, aku dan rombongan turun dari bis. Aku cuman bisa mangap-mangap melihat vila yang akan aku inapi malam ini. Gimana gak mangap-mangap, lha bangunan villa ini tergolong gothik dan kental akan gaya kolonial. Kalo aku perhatikan pasti vila ini peninggalan belanda. Hal ini terlihat dari bentuk pintu kayu yang berlubang dan bangunan depan yang seperti rumah eropa. Ditambah lagi ada loteng yang berfungsi sebagai kamar.

Selain bentuk bangunan yang kece, ada hal lain yang membuatku tercengang. Yap, maba cowok dan cewek nginep di bangunan yang sama. Ya menurutku aku agak kaget aja sih, soalnya ini pertama kalinya aku ikut makrab dan menginap di bangunan yang sama dengan lawan jenis.  Ya meskipun dulu aku pernah hidup bareng selama 1,5 bulan saat KKN. Dulu, pas makrab di Solo, pasti selalu dipisah antara cewek dan cowok. Cewek dan cowok tidur di bangunan yang berbeda. Ya gak apa-apalah, nikmatin aja.

Aku dan peserta lain masuk ke dalam vila.  Aku dan para lelaki kedapatan kamar di lantai dua, tepatnya di loteng. Gak apa-apalah, yang penting bisa tidur. Sampe di kamar, kondisi kamar lumayan kece. Bersih, dingin, dan tentunya udah mirip kaya kamar-kamar di film Cinderella yang ada lotengnya. Akupun memeriksa kondisi kamar. Aku cek apakah ada bercak merah di tembok, dan tentunya aku juga mememeriksa apakah ada tali tambang yang menggantung di langit-langit kamar. Ya aku sih cuman waspada aja, siapa tahu dulu kamar ini pernah dipake pembantain atau pernah dipake buat gantung diri mahasiswa gara-gara ditolak dosen pembimbing.

Selesai menaruh barang-barang di kamar masing-masing, aku dan anak-anak cowok turun ke ruang bawah. Jam udah menunjukan jam 12 siang, sepertinya udah menunjukan jam makan siang. Yap, tepat banget dengan feelingku. Para panitia udah menyiapkan nasi box di ruang tamu. Kau dan peserta lain makan siang bersama-sama. Menurutku, peserta makrab kali ini lumayan banyak. Dari total jumlah MABA yang ada, lebih dari 50 persen hadir. Mungkin mereka juga memiliki motivasi yang sama dalam mengikuti acara makrab kali ini.
*makan makan...


Selesai makan, aku dan peserta lain solat, dilanjutkan dengan pembukaan acara makrab. Acara makrab dibuka oleh dosen perwakilan dari program Kimia dan kemudian diisi oleh seorang dosen yang menurutku luar biasa. Banyak banget pelajaran yang aku ambil dari kuliah singkat oleh bapak Yateman.  Materi yang disampaikan beliau adalah tentang kemerdekaan. Bagaimana menjadi manusia yang merdeka seutuhnya. Beliau juga memberikan tips dan trick buat kami mahasiswa.
 Motivasi yang gokil, tentang Freedom Man

Singkat cerita, acara demi acara terlewati. Sore hari dilanjutkan materi oleh senior tentang beasiswa dan exchange program. Di sini, para narasumber yang cantik-cantiki membagikan tausiah cinta mereka tentang pengalaman mendapat beasiswa dan mengikuti exchange program di Jepang. Sungguh pembahasan yang sangat kece, tapi sayang karena diburu waktu, hanya beberapa penanya aja yang boleh bertanya karena waktu udah sangat sore.

Ya udah deh. Acara dianjutkan lagi dengan makan malam dan presentasi dari Keluarga Mahasiswa Pasca Kimia (KMPK). Ya cuman sekedar perkenalan aja. Disini, kami diperlihatkan biodata-biodata para pengurus KMPK. Dari slide yang ditampilkan, mataku tertuju pada salah satu mbak-mbak. Kenapa? Karena kalo aku lihat biodatanya, mbak-mbak tadi punya kesamaan denganku. Yaitu kita sama-sama lahir di hari, tanggal, bulan, dan tahun yang sama. 
 *bentar lagi keluar album, hahaha

Selesai perkenalan, dilanjutkan dengan api unggun sekaligus pentas seni. Karena acara yang begitu mendadak, aku dan kelompok yangbaru dibagi tadi sore sepakat untuk menampilkan akustikan aja.  Teman-temanku setuju dan akupun mengusulkan lagu Dewa 19-Kangen. Alhamdulilah, ini adalah keempat kalinya aku meracuni teman-temanku dengan lagu-lagu Dewa. Sejak SMP, tiap pentas denganku, pasti aku akan meracuni mereka dengan lagu-lagu Dewa. Aku masih inget jaman SMP, dan pas jaman PPL, pokoknya lagu Dewa 19.
*Yang penting ngecas...


Setelah menggila dan menggalau di bawah sinar bulan purnama, acara berakahir dan para peserta makrab disuruh tidur. Badanku juga udah capek dan mengantuk. Udara dingin dan angin yang membawa rindu di malam minggu merasuk dalam urat nadi, adhem banget Rek…. Akupun segera menuju ke villa bersama peserta lainya. Akupun melepas alas kakiku di depan pintu masuk bersamaan dengan teman-teman laiinya yang juga menaruh sepatu dan sandal mereka di depan pintu. Akupun langsung menuju kamar dan tidur.

Keesokan harinya aku bangun. Alhamdulilah, semalam bisa tidur dengan nyenyak. Iyap bener banget, pagi-pagi badan udah seger banget dan siap menjemput jodoh, eh maksudku menjemput kebahagiaan.  Para peserta makrab disuruh keluar vila unutk mengikuti senam pagi. Yah, kiraen mau sarapan, ternyata senam. Ya udah, mau gak mau akupun turun dan pergi ke luar villa. Tapi, sesampainya di depan pintu, tempat menaruh sepatu tiba-tiba aja aku merasa agak aneh.

“Loh, sepatuku dimana yak? Perasaan semalem ada di deket pintu.”
“Ah… mungkin ada di pintu sebelah” kataku dalam hati sambil pergi menuju pintu sebelah.
“disini kok gak ada juga.” Kataku dalam hati.
“…”

Tiba-tiba beberapa temenku juga mencari-cari sandal dan sepatu mereka. Mereka juga mengalami hal yang sama. Sandal dan sepatu mereka gak ada. Mungkin dipindahin sama kakak senior. Aku dan temen-temen yang senasibpun mendatangi senior dan menanyakan dimana alas kaki kami. Dan mereka juga tidak tahu, bahkan ada beberapa panitia yang mengalami hal yang sama. Dari beberapa orang yang mengadu, akhirnya didapatkan 12 orang kehilngan sandal dan sepatu mereka termasuk aku. Sepertinya alas kaki yang hilang adalah sandal dan sepatu yang di taruh di depan pintu sebelah kanan. Sedangkan temen-temen yang menaruh sepatu di pintu sebelah kiri, baik-baik aja. Oke FIX, sepertinya kemalingan deh.

Akhirnya setelah dicari kemana-mana tidak ketemu. Ya udah deh, diikhlasin aja. Siapa tahu sepatu yang dicuri ini bisa bermanfaat bagi yang nyuri. Mau gimana lagi. Sepatu hilang sih sakit, tapi lebih sakit lagi kalau kehilangan hati dan perasaan, eaa.


Untung aja sandal jepitku yang tak taruh di depan pintu gak ikut dicuri. Akupun mengikuti kegiatan hari Minggu ini dengan sandal jepit. Acara makrab hari terakhir ini cuman outbound, pemilihan ketua angkatan, dan yang terakhir adalah tukar kado. FYI, hal yang perlu dibawa saat makrab adalah kado yang bernilai 10-15 ribu. Alhamdulilah, lumayan bisa tukar-tukar kado.

Singkat cerita, setelah pemilihan ketua angkatan, tibalah saatnya tukar kado. Bus yang menjemput kami juga udah datang jadi aku dan peserta lain langsung mengambil undian yang nantinya bakal dituker dengan kado. Setelah mendapatkan kado, kamipun foto-foto dan balik ke bawah. Hadiah yang aku dapetin belom aku buka. Biar surprise aja sih. Berbeda dengan temen-temen laki yang langsung dibuka di tempat. Ada yang dapet vas bunga, bahkan ada cowok yang dapet kerudung. Sumpah ngakak banget, jadi pengin koprol.

Setelah packing, barang-barang diangkut ke dalam bus dan dilanjutkan perjalan pulang ke kampus. Alhamdulilh, sejam kemudian aku dan rombongan udah sampe kampus lagi. Aku dan temenku langsung cabut pulang ke kos. Badan udah capek banget, ngantuk, dan tentunya laper.

Sesampai di kos, akupun membuka kado yang aku dapatkan tadi. Setelah aku buka, aku bingung. Sebenarnya benda apa sih yang aku dapetin. Aku bener bener gak tau. Sumpah, aku emang gak tau sebenarnya benda apa ini.  Menurutku agak asing gitu. Nih aku dapet ginian:


Akupun menjadikan foto profil BBM, dan gak lama kemudian, BBMku langsung dibrondong oleh temen-temen cewek.


Setelah mendapatkan ilmu dari ibuk-ibuk, akhinya sekarang aku tahu, kalo sebenarnya kado yang aku dapetin ini sebenernya buat cewek. Padahal tadi siang sempet bully temen-temen cowok yang dapet kerudung. Lha aku malah dapet pengait kerudung. (-__-). Gak apa-apa, wajar aja, mayoritas cewek sih. Bukan masalah barangnya, yang penting kenangannya. Karena kejadian ini cuman terjadi sekali, dan gak akan terjadi kedua kali. Pokoknya kece bangetlah makrab kali ini. Banyak banget pelajaran dan pengalaman yang didapet dari acara makrab ini. New life, new chapter. Welcome to Postgraduated of Chemistry 2016.



Comments