[Artikel] Perlukah Kita Ikut Organisasi?


“Mau kemana Boy?”
“Mau rapat dulu, kalau hujan jemuranku diangkat ya.”
“Rapat terus…, ngapen juga rapat mending ngerjain tugas”
“…”

Pernah enggak kalian berfikir pas awal kuliah atau awal sekolah, sebenarnya apa sih manfaat ikut organisasi. Kenapa gue harus ikut organisasi? Entar gue dapet apa? Paling juga capek, mending belajar aja biar nilainya bagus. Ehm. Dulu  pas awal-awal masuk kuliah, gue pernah berfikir sebenarnya apa sih yang gue dapet dari ikut organisasi selama ini. Apakah gue cuman ikut-ikutan teman? Sepertinya enggak. Dulu alasan gue ikut organisasi itu simple. Biar dapet kenalan, kenalan cewek maksudnya. *dikeplak*


Kalau diinget-inget lagi, sebenarnya gue udah ikut organisasi sejak jaman SD, tepatnya kelas 4 SD. Waktu itu gue ikut Pesta Siaga dan apesnya gue menjadi ketua barung (*sebutan untuk regu). Tiga tahun berturut-turut, gue gue selalu dijadikan ketua regu saat perlombaan pramuka.  Waktu kelas 4 SD, gue juga pernah diangkat menjadi ketua kelas. Tapi waktu itu gue belum tahu tugas ketua kelas itu ngapain? Yang gue tahu cuman melaporkan kepada guru kalau ada teman yang ramai di kelas. Itu aja.

Memasuki dunia SMP, gue mengikuti organisasi OSIS, dan Pramuka. Memasuki dunia SMA, gue juga masih mengikuti organisasi yang ada di sekolah. Gue ikut ROHIS di SMA, dan setahun kemudian gue diangkat menjadi wakil ketua ROHIS. *benerin sorban*. Waktu SMA, yang gue lakukan cuman rapat, mengadakan acara, dan hal-hal layaknya suatu organisasi. Masuk ke dunia perkuliahan, gue bergabung dengan BEM, Himpunan Mahasiswa, dan UKM keilmiahan. Motivasi gue ikut organisasi saat kuliah simple,  cuman buat mencari relasi. Waktu itu, gue cuman seorang diri, enggak ada teman dari kampung atau teman sekolah yang satu kampus dengan gue. Meskipun ada, gue enggak pernah ketemu dengan mereka. Awal-awal kuliah gue masih terus berfikir, sebenarnya apa sih yang udah gue dapetin dari ikut satu organisasi ke organisasi yang lain. Kalau ikut UKM kesenian kan bisa terlihat hasilnya. Masuk kuliah, ikut UKM atau eskul menari, outputnya kalian bisa menari, meskipun menari di atas pikiranku, eaa.

Waktu itu… gue duduk termenung sendiri di dalam kamar ditemani rintik hujan. Gue bukan merenungi kenapa gue jomblo. Gue cuman berfikir, sebenarnya sudah banyak manfaat yang udah gue dapet dari berorganisasi. Tapi, cuman guenya aja yang enggak peka. *maklum cowok itu susah peka*. 

Salah satu hal yang gue dapetkan dari ikut organisasi adalah gue berani tampil didepan orang banyak. Sejak SMP, gue selalu berani tampil di depan orang banyak (*meskipun memalukan diri sendiri). Bahkan di SMA, gue sering banget kedapatan jatah ngisi kultum tiap selesai solat Zhuhur. Gue juga pernah jadi MC saat acara pengajian sekolah. Dan waktu itu gue pernah salah menyebut nama kepala sekolah. Sumpah, sejak saat itu, gue paling males kalau di suruh jadi MC. Kadang kalau di kelas, gue selalu membuka dan menutup presentasi. Kalau dipikir-pikir berani tampil di depan umum itu enggak mudah. Hanya orang-orang yang udah terbiasa tampil di depan umum yang berani melakukan itu. Sebenarnya banyak sekali manfaat kita dapat dari ikut organisasi. Oke, kali ini gue akan membahas manfaat ikut organisasi.
  •     Menjadi Deadliner Yang Selalu Tepat Waktu
“Tolong proposalnya besuk harus udah dapet tanda tangan kepala sekolah!”
“Tolong donk, LPJ segera dibuat, paling lambat besuk siang.”
“Besuk harus dapet sponsorship!”
“…”
Pernahkan saat ikut organisasi kalian diberikan deadline mengerjakan sesuatu. Gue yakin kalian pasti pernah mengalami semua. Deadline yang harus selesai padahal besuk ada ulangan atau ujian. Pikiran kacau, mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Tapi dari masalah ini, kita akan berfikir untuk belajar mengorganisir waktu.  Ada kalanya kita harus belajar untuk ulangan, ada kalanya harus mengerjakan deadline. Jika sudah terbiasa, maka semua tugas akan selesai tepat waktu. 

Gue merasakan manfaatnya saat kuliah. Karena terbiasa menjadi deadliner, gue bisa menyelesaikan tugas dan laporan dalam H-5 jam. Bahkan jika kalian udah terbiasa menjadi deadliner, maka yang ada di otak kalian cuman, “Pokoknya pantang tidur sebelum tugas selesai!” yap… mau enggak mau kalian harus menyelesaikan  tugas kalian.  Berkat mejadi deadliner, gue bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu. Karena saat mengerjakan, gue udah punya deadiline, “Hari ini harus udah selesai.”

Kadang menjadi deadliner itu rasanya seperti sedang bermain film action. Kalian harus berpacu dengan waktu sebelum deadline. Adrenalin rasanya terpacu. Rasaya seperti dikejar bom waktu, jika sampe telat, bisa meledak dan hancurlah usaha kita.

  •   Berani Tampil di Depan Umum
Salah satu manfaat dari ikut organisasi adalah kemampuan public speaking. Menurut gue, berbicara di depan umum, mengeluarkan pendapat di depan orang banyak itu enggak mudah. Banyak alasan sih seperti malu, kurang PD, dan sebagainya. Tapi berbeda dengan orang-orang yang ikut organisasi. Dalam organisasi, mau enggak mau mereka harus belajar berbicara di depan umum seperti saat rapat. Enggak mungkin kan, rapat cuman saling diam dan saling memandang aja.


Jujur aja, gue baru merasakan menfaat organisasi saat gue KKN dan PPL. Waktu PPL, gue dijadikan (tumbal) koordinator PPL dan saat KKN gue (dikorbankan) menjadi koordinator kecamatan (Korcam) saat KKN. Ya mau enggak mau gue harus berbicara di depan teman-teman gue, dosen dan guru. Bahkan saat KKN, gue harus berbicara di depan teman-teman sekecamatan ditambah beberapa kepala desa dan pak Camat. Alhamdulilah, karena udah terbiasa berbicara di depan umum, jadi ya gue merasa seperti berbicara dengan teman-teman di organisasi.

  •     Menambah Relasi
“Tong… elu kenal bang Bejo?”
“Wah… kenal donk.. dia itu ketua eskul memasak.”
“Owh… bang Bejo yang  suka khayang kalo lagi galau itu? Gue juga kenal.”
“Owalah.... jadi kalian juga teman Bang Bejo toh? Dunia sempit banget ya!”
“…”
Pernah enggak kalian mengalami kejadian seperti di atas. Kadang kita menganggap dunia itu sempit. Sebenarnya bukan dunia yang sempit, tapi relasi orang itu yang luas. Salah satu manfaat ikut organisasi adalah untuk menambah  relasi. Kebanyakan  saat mewawancarai adik tingkat tentang alasan ikut organisasi adalah menambah relasi. Ya emang bener sih. Yang tadinya cuman kenal teman sekelas, karena ikut organisasi bisa jadi kenal teman beda kelas atau beda fakultas. 

Alhamdulilah, semakin banyak relasi, semakin banyak orang yang bisa kita mintai bantuan saat kesulitan. Gue pernah punya pengalaman. Waktu itu, gue dan teman-teman Himpunan sedang mengadakan event Seminar nasional. Tapi karena ada kendala teknis, LCD yang akan dipake pemateri rusak. Padahal waktu itu adalah hari libur. Mau mencari LCD di mana? Akhirnya gue inget kalau di salah satu UKM (Eskul) ada yang punya LCD. Sampe di gedung UKM, LCD enggak boleh dipinjamkan, hanya untuk kalangan sendiri. Waktu itu teman-teman dan adik-adik udah pada bingung. Acara udah molor beberapa menit.  Untung aja, ketua UKM tadi datang, dan untung aja ketum UKM tadi kenal gue. Gue menjelaskan  permasalahan yang ada. Dan alhamdulilah, LCD yang tadinya enggak boleh dipinjamkan tadi boleh dipinjamkan ke gue. Ya mungkin karena gue udah kenal dengan si Ketua Umum tadi.

Ya dari situ, banyak sekali manfaatkan ikut organisasi. Selain relasi dengan rekan, dengan organisasi akan membuat relasi antara kita dengan pihak birokrasi. Pas jaman masih kuliah dulu, gue sering banget bertemu Pembantu Dekan 3. Yap. Bahkan sampe si Pembantu Dekan 3 hafal.

  •       Menambah Softskill
Ada materi yang diajarkan di sekolah/ kampus, dan ada juga materi yang enggak diajarkan saat pelajaran. Mungkin yang enggak diajarkan saat pelajaran IPA adalah tentang LPJ, membuat proposal, membuat SPJ, dan lain-lainya. Ya mungkin buat anak IPS materi tadi udah sering diajarkan, tapi bagi anak diluar IPS, ya enggak diajarkan lah.

Semua enggak akan diajarkan kecuali kalian belajar sendiri saat di organisasi. Saat di organisasi entah itu di OSIS dan Kuliah pasti akan ada saatnya kita harus membuat proposal, membuat permohonan sponsorship, membuat LPJ, membuat pembukuan. Hal ini tadi merupakan softskill yang kita dapatkan tanpa sadar. Kalian yang ikut organisasi dan sering bergelut dengan proposal pasti mempunyai satu langkah lebih maju dibandingan mereka yang tidak tahu tentang proposal.

Manfaat yang kita dapatkan adalaah ketika kita berada di suatu organisasi baru seperti karang taruna di kampung, kita disuruh membuat proposal kegiatan. Maka kalian yang udah sering bikin proposal pasti bukan suatu perkara yang sulit untuk membuat proposal.

  •   Mengasah Kemapuan Leadership
Pasti disetiap organisasi pasti ada yang namanya ketua, wakil , dan perangkatnya. Termasuk dalam kepanitian suatu EO. Dengan ikut organisasi, secara enggak langsung kita dilatih untuk menjadi pemimpin, kita dilatih untuk bertanggung jawab dengan tugas yang ada pada kita. Jika kalian jadi ketua panitia, kalian harus membawa dan mengarahkan anak buah kalian agar event yang kalian rencanakan sukses sesuai visi. 


Pasti masalah demi masalah akan muncul dalam suatu event, entah itu anak buah yang pada lepas, entah ada yang marahan, entah itu ada yang cinlok. Bahkan anak buah yang enggak kompak pun pasti ada. Dalam membuat event, konflik itu pasti ada. Di sini, kita dilatih bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah, bukan menghindari masalah. Orang yang sering berhadapan dengan masalah, pasti akan berusaha menyelesaikan masalah dengan tenang.

Enggak sedikit, saat melamar beasiswa atau pekerjaan pasti orang yang punya riwayat organisasi mempunyai point plus tersendiri. Dulu gue pernah bertemu dengan orang, dan ternyata orang itu adalah seorang HRD suatu perusahaan yang hobinya jalan-jalan keliling Indonesia.

Beliau bilang ke gue,”Mas… dulu saya pernah mewawancarai lulusan S2 Komunikasi. Tapi saat saya kasih studi kasus, dia enggak bisa menjawab. Kadang teori dan praktik itu berbeda. Jika kamu didemo oleh warga, apa yang akan kamu lakukan?”
Yap… dari situlah gue berpendapat kalau kemampuan leadership itu penting. 

  •     Melihat Sesuatu dari Sudut Pandang yang Berbeda

“Itu mahasiswa pada ngapain coba? Blokir jalan, bakar-bakar ban? Mending kuliah yang rajin”
“Mahasiswa pada ngapaen!!! Bikin macet jalan aja!”
“…”
Pernah enggak men-judge mahasiswa yang sedang demo.  Dulu gue juga pernah berfikir kenapa mahasiswa pada demo dan bakar-bakar ban? Tapi setelah gue ikut beberapa organisasi saat kuliah, gue mempunyai sudut pandang yang berbeda. Ya memnag begitulah cara mereka berjuang. Mereka melakukan apa yang mereka yakini benar. Misalnya aja, gue pernah ikut organisasi keilmiahan. Perjuangan kita, ya bikin produk dan karya untuk mengatasi permasalahan yang ada di negeri kita. Berbeda lagi dengan anak Pers. Pernah membaca koran? kok isinya menjelek-jelekan pemerintah. Ya sebenarnya itu adalaah tugas pers. Pers berfungsi sebagai sarana pengkritik kebijakan pemerintah. Pers berjuang dengan menuliskan kritikan-kritikan pada pemerintah. Jadi kalau ada pers yang menulis tentang kebaikan dan prestasi pemerintah, ya pers tadi perlu diberi tanda tanya.

Begitu juga dengan BEM. BEM lebih bergerak ke arah politik. Jadi mereka berjuang  lewat jalur politik. Mereka berjuang melalui demo, aksi turun ke jalan dan sebagainya. Jadi, jangan tergesa-gesa men-judge sesuatu. Cobalah lihat dari sudut pandang yang berbeda.

Yap… mungkin ini aja yang bisa  tulis, tangan gue udah capek. Sebenarnya masih banyak manfaat ikut organisasi. Silakan bagi teman-teman yang mau menambahkan bisa di kolom komentar.  Semua terserah kalian, kalian mau ikut organisasi atau enggak itu hak kalian. Yang penting jangan melupakan kewajiban kalian sebagai pelajar atau mahasiswa. Bagi yang belom kelar skripsi, segera kelarin skripsi. Yang masih ngutang SKS, ya jangan bolos kuliah.

Inget… manfaat kalian berorganisasi itu mungkin belom dirasakan sekarang, tapi setelah kalian terjun ke lapangan, terjun ke masyarakat, pasti kalian akan merasakan manfaatnya. Gue bisa bilang seperti ini karena gue udah mengalami sendiri. Sebenarnya organisasi di sekolah, di kampus, itu cuman tempat kalian belajar, tapi realita dan praktiknya adalah saat kalian terjun ke masyarakat. Bapak Ari Ginanjar “ESQ” pernah bilang, “Manusia hidup enggak cuman mengandalkan IQ saja, tapi perlu diimbangi dengan EQ dan bentengi dengan SQ.”
Comments