“Emang kenapa? Bahagia
itu makan enak, tidur nyenyak, boker lancar.”
“Owh gitu… bye…” *tiduran
di Zebra Cross*
“…”
Masih teringat jelas
diingatan gue saat salah satu teman gue bertanya ke gue. Pertanyaan yang
simple, tentang definisi bahagia. Waktu itu gue menaggap temen gue lagi
iseng-iseng aja, makanya gue juga menanggapi dengan santai. Sampe suatu hari
gue berfikir, sebenarnya “bahagia” itu apa sih.
Sebenarnya dalam
kehidupan gue sehari-hari, gue selalu sering mendengar kata Bahagia. Tapi
kadang dari kita, termasuk gue enggak pernah berfikir definisi “kebahagiaan”.
Kadang banyak orang update foto, update status, update quote tengang
Kebahagian. “Bahagia itu sederhana, saat melihat kamu tersenyum. Bahagia itu
sederhana, bla… bla…”. Mungkin dari mereka kalau ditanya dengan pertanyaan yang
sama pasti juga akan bingung mendeskriptifkan kebahagiaan. Bener banget, karena
kebahagiaan tiap orang itu berbeda-beda.
Apakah kebahagiaan itu
tentang uang yang banyak? Apakah orang yang
kaya raya, banyak duit, hidupnya bahagia? Belum tentu! Suatu hari gue
nemenin nyokap menjenguk temanya. Teman nyokap masuk rumah sakit dan sebelumnya
beliau juga baru keluar dari rumah sakit karena struk, struk tronton (*itu truk
woy). Beliau sebenarnya adalah orang sangat kaya raya,beliau kerja di perminyakan. You know lah gimana kayanya orang kerja di sektor minyak. Menurut
pengakuan istri beliau, beliau sakit dikarenakan kebanyakan pikiran, Mikirin
istri yang selalu pulang sore, kehujanan. Ehm… apakah beliau bahagia? Belum
tentu kan?
Gue juga punya kenalan.
Beliau kaya raya, bisa membeli ini itu seperti Doraemon. Sudah lebih dari 7
tahun menikah dan sampe sekarang belum diberi anak oleh Sang Pencipta. Apakah
mereka beruda bahagia? Gue rasa uang yang banyak belum tentu membuat bahagia
sepenuhnya. Apakah definisi bahagia adalah ketika kalian dilahirkan di keluarga
yang kaya raya, bisa meminta bokap nyokap untuk membelikan ini dan itu. Ya
mungkin kalian bahagia karena bisa membeli yang kalian inginkan. Tapi dalam
keluarga itu enggak ada kasih sayang. Bokap sibuk kerja, nyokap juga sibuk dengan pekerjaan hingga lupa memberikan
kasih sayang pada anaknya. Mereka cuman memberikan yang kalian inginkan tanpa
memberikan perhatian. Apakah itu kebahagian total?
Jadi sebenarnya definisi
kebahagiaan itu apa sih? Kalau kata
teman-teman gue bahagia itu sederhana. Emang sih, kadang gue juga sering bilang
kalau bahagia itu sederhana. Bagi seorang pengusaha, bahagia itu ketika
omsetnya naik tajam. Bagi mahasiswa yang sedang skripsi, bahagia itu ketika
dosen pembimbing sudah ACC dan segera Sidang. Bahagia menurut kaum Secret
admirer itu ketiak ketemu gebetan dan membuat dia tersenyum. Bagi kaum Tuna
Asmara, bahagia itu ketika melihat gebetan kita putus dengan pacarnya (*sadis
amat). Kalau kata temen gue, bahagia itu ketika bisa wisuda bareng “De’e”, dan
setelah wisuda bingung mau kemana. Akhirnya enggak jadi bahagia, tsah.
Pada suatu hari gue
traveling ke keraton Solo dan ngobrol-ngobrol dengan salah satu abdi dalem
keraton. Abdi dalem keraton yang udah mengabdi kepada keraton sejak dulu. Gue
ngobrol-ngobrol dengan beliau hingga gue bertanya kenapa beliau mau mengabdi di
keraton. Menurut pengakuan salah satu abdi dalem, konon gaji yang diberikan
kepada abdi dalem enggak seberapa. Bahkan gaji yang diterima tiap bulan enggak
lebih dari uang bulanan anak kos. Bahkan masih besar uang bulanan anak kos. Gue
penasaran kenapa beliau masih tetap mau berkerja di keraton meski gajinya
enggak seberapa. Dan jawaban beliau cukup membuat gue mangap-mangap. Beliau
bilang kalau rejeki, jodoh, hidup, mati itu udah yang ngatur. Sebagai manusia
cukup berusaha dan bersyukur. Meskipun gajinya kecil, beliau masih hidup dan enggak kelaparan. Yang
penting itu bersyukur dan hidup tenteram. Itulah yang beliau katakan kepada
gue. Beliau juga bilang kalau beliau bahagia bisa menjadi abdi dalem.
Emang bener sih, menurut
gue bahagia itu ketika hidup kita bisa bermanfaat bagi orang. Selalu bersyukur
atas pencapaian yang udah kita dapat sehingga membuat batin kita tenang. Jadi
menurut gue, kebahagiaan itu ketika hati tenang tanpa ada konflik batin. Apapun
keadaannya, kalau batin terasa tenang, pasti bahagia. Bisa bertemu motivator
seneng. Bertemu dengan gebetan dan bisa membuat gebetan tertawa/ tersenyum juga
bahagia. Saat ada teman yang membutuhkan, bisa membantu juga termasuk
kebahagiaan tersendiri.
Tapi banyak dari kita
lupa cara untuk bahagia. Banyak dari
kita yang terlalu “ngoyo”. Banyak mahasiswa yang sibuk belajar dan lupa untuk
olah raga, lupa berinteraksi sosial dan akhirnya dianggep egois dan penyakitan.
Banyak orang yang kerja keras tiap hari tapi mereka lupa untuk menikmati proses
dan lupa bersyukur atas apa yang udah mereka dapatkan hari itu, akhirnya banyak
dari mereka yang depresi. Apapun pencapaiannya, disyukuri aja. Bagi mahasiswa
yang sedang skripsi, ditolak pembimbing ya disyukuri aja. Yang penting
pencapaian hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Kalau kemarin baru bab
I, hari ini harus udah kata pengantar, loh. Santai boleh, tapi harus selesai.
Oke… mungkin cukup ini
dulu tulisan gue. Sekali lagi, bahagia itu ketika hidup kita bisa bermanfaat
bagi orang. Selalu bersyukur atas pencapaian yang udah kita dapat sehingga
membuat batin kita tenang. Jadi menurut gue, kebahagiaan itu ketika hati tenang
tanpa ada konflik batin. Apapun keadaannya, kalau batin terasa tenang, pasti
bahagia. Jangan lupa bahagia ya gengs! Sudahkan kalian bahagia hari ini?