Analogi Cinta dan Atom


Masih teringat jelas diingatan gue saat gue masih SMP. Gue punya seorang guru yang terkenal sangat galak dan sadis. Ketika gue maju ke depan kelas dan lupa saat hafalan, pasti gue dimarahin. Kadang-kadang gue ditempeleng juga. Hal serupa juga dialami temen-temen gue.  Bahkan hampir semua murid di sekolah udah hafal dan menyimpan emosi yang mendalam kepada si Guru. Guru gue ini emang masih jomblo, lebih tepatnya jomblo super senior. Usianya yang lebih mirip nenek gue tapi beliau masih betah sendiri. Berbeda dengan guru-guru yang lain. Meskipun guru-guru yang lain galak, tapi enggak segalak dan sesadis guru gue yang nempeleng gue ini.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya guru “sadis” gue tadi nikah juga diusianya yang senja. Guepun percaya kalo manusia itu diciptakan berpasang-pasangan. Menurut junior-junior gue di SMP, setelah beliau menikah, kini beliau enggak separah dulu lagi. Meskipun galak  beliau enggak main fisik.
Seiring berjalannya waktu, guepun beranjak menuju jenjang SMA. Dan guepun mendapatkan ilmu Kimia. Dalam pelajaran kimia, gue mempelajari tentang atom dan ikatan kimia. Dalam ilmu kimia, atom itu selalu berikatan. Jarang ditemukan unsur yang berdiri sendirian dalam dunia ini. Tujuan atom berikatan agar atom tadi stabil. Bagi anak IPA, pasti udah enggak asing dengan kestabilan atom. Agar atom stabil dia harus melepas elekton ataupun menangkap elektron.
Berangkat dari kestabilan atom, gue menganalogikan cinta dan atom. Tujuan atom dan unsur berikatan adalah agar stabil, begitu juga dengan manusia. Manusia yang udah enggak single a.k.a udah nikah itu cenderung lebih stabil ketimbang orang yang masih sendiri. Bisa kita liat yang dulunya pas masih bujang kurus, setelah berkeluarga menjadi gemuk, perut menjadi sixpack ke depan. Ya wajar aja kan kalo orang yang udah berpasangan itu stabil karena mereka berdua saling melengkapi dan saling menjaga. Ketika sedang galau, pasti ada bahu untuk bersandar.
Tapi ada kalanya ketika saat orang pacaran ada rasa nyesek. Ya itu enggak gue pungkiri. Gue pernah ngalamanin rasa nyesek itu. Saat mempertahankan hubungan malah sakit sendiri, langkah bijak yang gue ambil ya melepaskan dan mengikhlaskan. Seperti atom agar mencapai kestabilan oktet atau duplet, melepas atau menangkap proton.

Comments