Lupa dan Melupakan




“Aduh tadi gue cebok pake tangan kanan atau kiri ya. Kok lupa?”
“Mah gue lupa naroh kunci motor, dimana ya?”
“Tadi udah cebok belum ya, ah yang penting makan dulu.”
“…”
Pernah enggak ngalamin yang namanya lupa. Lupa naruh kunci motor, lupa cuci tangan sebelum makan, lupa kalo besuk ada ujian, bahkan lupa kalo udah semester akhir.

Seperti itulah kita. Gue juga termasuk orang yang pelupa. Kadang ada lupa kalo besuk ada ujian, dan malemnya ngue tidur dengan santainya. Kadang lupa naruh motor. Udah nyari disetiap sudut parkiran. Setelah sadar kalo gue enggak bawa motor ke kampus. Tapi yang paling ekstrem adalah lupa ketika lagi ujian. Materi yang dipelajari malem haripun lupa dengan sendirinya. Bahkan materi kuliah semester-semeter sebelumnya pun terlupakan dengan nistanya.

Ya  itu yang disebut lupa. Tapi pernah enggak kalian melupakan sesuatu. Iya…  kalian mengalami tragedi kehidupan yang kurang enak, kalian berusaha melupakan sekuat tenaga sampe kalian ngeden. Tapi akhirnya ingatan kalian malah semakin kuat, enggak bisa lupa. Seolah olah bayang-bayang selalu menghantui.

Emang sulit melupakan sesuatu, apalagi sesuatu itu udah bersama kita dalam waktu yang enggak sebentar. Misalnya kalian punya peliharan kecoa. Udah 5 tahun kalian bersama. Kecoa selalu menemani kalian tiap kalian lagi boker di kamar mandi. Perasaaan senang, sedih, gembira saat bisa ngeluarin pun terlewati. Suatu hari, si kecoa tiba-tiba ninggalin majikannya karena udah bosen dan pingin kawain dengan kecoa lainnya. Akhirnya kalian berdua berpisah. Berusaha melupan kecoa yang selalu menemani boker tapi semakin berusaha melupakan semakin kuat ingatan yang muncul. Bahkan rasanya ada yang kurang ketika lagi boker. Biasanya selalu bersama di WC, tapi kini cuman sendirian. 

Ya seperti itulah hidup. Kadang gue mudah lupa terhadap sesuatu. Tapi gue enggak bisa melupakan sesuatu. Apalagi sesuatu itu selalu menemani kehidupan gue. Semakin gue berusaha melupakan, semakin kuat ingatan yang muncul, dan bayangan semakin jelas.

Kadang hati dan ucapan selalu enggak pernah sejalan. Mulut mungkin bisa bohong, tapi hati enggak bisa menipu.  Meski mulut bilang “tidak”, “Pisah”, “LUPAKAN”, tapi kadang hati hanya bisa bilang, “Jangan”. Kadang hati ingin memberontak, dan berteriak sekenceng-kencengnya. Kalo semua panca indra ini terkunci, dan hanya hati yang bisa berbicara pasti hati akan  berkhotbah sampe mulut berbusa.

So… emang mudah lupa, karena lupa emang enggak disengaja. Tapi kalo melupakan dengan sengaja pasti sangat sulit. Yang bisa dilakukan hanya menerima keadaan aja.

Ibarat pindah rumah. Pindah rumah itu gampang. Pindah kos itu mudah, tapi melupakan “KENANGAN” yang ada didalamnya itu yang sulit. Apalagi udah lebih dari 3 tahun di rumah itu pasti banyak kenangan sedih, senang, bahagia, lucu yang sulit dilupakan. Tapi karena prahara kehidupan mengharuskan pindah rumah atau pindah kos. Ya meski kita dengan tegas bilang, “Oke.. gue hargai, gue  pindah rumah, pindah kos sesuai perintah ente!”. Tapi dalam hati kecil cuman bisa bilang, “Gue masih ingin dirumah itu. Gue masih  ingin lebih lama di rumah ini., Semua udah gue korbankan untuk membangun dan menemani rumah ini.”

Yap.. semoga kalian enggak lupa buat cebok (*Lhoh). Hahaha… sayoonara. Forget and Forgotten.


Comments