Konbanwa… Dipertengahan akhir taun
ini gue pingin ngepos di blog gue ini. Ya… secara hari ini gue enggak pulang ke
rumah. Minggu kemarin udah mudik. Berhubung cowok seganteng gue enggak ngapelin
cewek, jadi gue nulis diblog. #JonnEs#TunaAsmara#Modus.
Sabtu Malem ini, gue juga enggak
keluar dari kos. Tadi seharian kunjungan ke BEM PIP UNY, Jogja. So badan gue
capek. Ditambah lagi dari tadi sore hujan turun dengan derasnya. Rasanya para
TunaAsmara sedang senang sekali. Soalnya, doa kaum Jomblo Ngenes dan TunaAsmara
terkabul Hujan di Sabtu Malam. Sory, gue dan kaum tunaAsmara enggak mengenal
Malem Minggu. Malem Minggu cuman buat yang punya pacar, Yang punya Selingkuhan.
Oke cukup ngomongin Jones. Karena si
Bintang FTV kesayang gue, Sharena baru aja nikah sama rekan FTVnya, gue akan
ngebahas tentang kecelakaan. Oke Nu… terus apa hubungannya? Enggak ada kok.
*Pernikahan Syarena
Beberapa waktu kemarin dihebohkan
dengan tragedi Bintaro. Tragedi kecelakan antara kereta api dan truk pengangkut
BBM. Gue juga sempet shock setelah melihat berita itu. Ditambah lagi dengan
kemunculan Satria Baja Hitam yang bikin
nyesek. Hahaha. Sumpah norak banget deh.
*Kamen Rider kesiangan
Sebenarnya, sebelum kejadian Bintaro
terjadi, gue juga hampir ngalamin hal yang sama. Jadi ceritanya kayak gini.:
Minggu kemarin, gue pulang kampung
karena kangen rumah. Hari Minggu siang gue balik ke Solo (lagi). Seperti biasa,
dari Magelang ke Solo gue naik Bus Eksekutif jurusan Surabaya. Sebut saja BUS
EKA (Nama tidak disamarkan). Setelah bus berangkat, gue enggak bisa tidur di
kursi bus. Soalnya gue kedapetan duduk sama bapak-bapak. Ditambah lagi,
belakang gue ada 2 mbak-mbak Dokter. Lumayan sob, enggak jelek-jelek amat. Tapi…
di sepanjang perjalanan Jogja-Solo, kedua dokter ini banyak omong. Sepanjang perjalanan
cuman curhat, enggak lama kemudain mulut kedua mbak-mbak dokter ini ngeluarin
busa.
Sampe di Klaten, tepatnya
diperlintasan kereta api dekat Stasiun klaten. Bus melewati rel kereta api yang
juga dilalui kendaraan lain. Tiba-tiba suara sirine berbunyi dengan nyaring,
yang jelas Syarini enggak lewat. Sirine yang berbunyi menandakan kalo kereta
api akan lewat dari arah Jogja. Palang sepur mulai ditutup, tapi Bus yang gue
tumpangin nekad nerobos aja. Akhirnya pintu palang enggak jadi ditutup. Sampe
di perlintasan rel, gue melihat ke arah jendela. Terlihat lampu kelap-kelip
mendekat dari jarak 1KM. Lampu itu berasa
enggak lain adalah kereta api. Dari dalam bUs mulai terdengar suara
penumpang yang mulai Galau.
“Pak… mbok ada kereta… berhenti,
jangan nekad..!!!”
Sopir bus tetep nekad, akhirnya bus
yang gue tumpangi melewati perlintasan kereta. Setelah itu palang kereta api
ditutup.
Enggak sampe di situ aja, Bus melanjutkan perjalan ke Solo. Sampe di
Baypas yang masih terletak di Klaten, sampe juga di perlintasan kereta api
lagi. Tepatnya di Baypass Klaten. Suara Sirine kembali berbunyi, tanda kalau
kereta api akan segera lewat. Palang kereta akan segera diturunkan. Pas palang
baru turun 1/3, tiba-tiba bus yang gue tumpangi langsung menerobos palang yang
akan ditutup. Langsung aja dari dalam bus terdengar jeritan dan makian kepada
pak Sopir bus Eksekutif ini. Setelah bus
melewati palang, kereta langsung lewat. Sumpah,kalo 10 detik telat, bisa-bisa jadi apa gue. Gue
perhatian si oknum sopir ini masih muda. Enggak kaya sopir bus Eka yang lain, rata-rata
seumurans ama bokap gue. Si Oknum masih tergolong muda. Kal dilihat umurnya
masih 30tahunan.
Akhirnya, gue bisa sampe kos dengan
selamat. Setelah itu muncul berita di TV
kalo terjadi tebarakan kereta di Bintaro.
Ya… masih banyak kejadian ekstrem
yang membahayakan nyawa. Sebenarnya tragedi kecelakaaan kereta itu bukan salah
masinis atau penjaga palang kereta. Tapi karena kecerobohan pengguna jalan.
Kecerobohan dan kegoblokan orang yang enggak mau sabar. Alesannya nanggunglah,
kereta belum lewatlah, kebelat bokerlah. Ntar diputus pacarlah. Sumpah, kayak
pecun aja.
*Punya nyawa cadangan
Enggak cuman itu aja, masih banyak
kecelakaan yang diakibatkan kebodohan, ketololan, kegoblokan pengguna jalan
yang kurang sabar. Kayak di lampu merah, karena sepi, nanggung, tancep gas aja.
Akhirnya dari arah yang lain muncul kendaraan. Orang-orang bego kayak gini mending
dibuang aja. Cuman jadi sampah masyarakat.
Sebagai manusia yang punya akal, dan
pikiran sebaiknya kita pake pikiran kita. Pemerintah udah berusaha
memaksimalkan safety buat kita, kayak bikin lampu lalulintas, palang kereta
api, dan tanda-tanda dengan tujuan keselamatan. Kita juga harus mematuhi. Jang seudelmu
sendiri. Pikirkan juga keselamatan orang lain.
*Akibat nerabas lampu merah...
Oke.. ini aja dulu postingan di
Sabtu malem. Semoga bisa menemani malam-malam kejombloan TunaAsmara. Makasih
udah mau baca tulisan gue ini.