Ohayou Blogger, udah enggak terasa
masuk di bulan Juli. Dan sekarang tepat tanggal 1, dimana para pegawai
senyum-senyum sendiri. Udah enggak jerasa kalo harga BBM yang dulunya bisa beli
nasi telor di AA” Burjo, kini cuman bisa beli telornya aja.
Semua harga ikut naik, kecuali rasa
benciku ke kau enggak naik. Ciye… Beberapa waktu kemarin, gue dapet tugas bikin
Esay…
Sebenarnya gue bingung Esay itu apa. Yang gue tau, Esay itu Tulisan yang
ada di soal ulnagn semester pas SD, SMP dan SMA. Setelah soal pilihan ganda, pasti ada tulisan
Esay. Gue semakin shok, aoa gue harus bikin soal?
Demi tugas dari senior UKM, gue
harus ngerjain Esay ini. Padahal gueengak ngerti sama sekali tentang Esay.
Tujuan gue iut UKM ini biar gue bisa nulis ilmiah kayak nulis jurnal, makalah,
paper, PKM, tagihan utang, amal perbuatan. Setelah nonton Film Anime High School, gue
jadi tau Esay. FYI, buat kalian yang belum nonton anime ini, gue saranin jangan
deh… hehehe. Esay itu karangan bebas yang membahas suatu masalah. Misalnay masalah
lingkungan, jodoh, asmara, keuangan dll
*Titah pembuatan ESAY (.)
Dengan semangat 69, gue kerjain Esay
ini semampu gue. Dan alhamdulilah,Esay pertama gue ancur dengan sukses. Dilaporan,
banyak pembaca tulisan gue yang mengalami overdosis, dan epilepsi ringan. Nih,
gue kasih esay pertam gue yang gue copas dari hasil tugas UKM. Biar keliatan
orisinil, gue enggak edit tulsian esay gur. Cek kidot
Kurang Produktif Anak
Muda Berkarya
Beberapa waktu ini banyak sekali
kita lihat anak muda lebih suka membunuh waktu di depan laptop, di depan
gadget. Mereka lebih suka berfacebook , tidur-tiduran tanpa menghasilkan
apapun. Terutama mahasiswa kupu-kupu. Mahasiswa yang kerjaanya kuliah, pulang
ke kos, dan di kos hanya online tidak jelas.
Sangat ironis, pemuda yang harusnya memiliki semangat dan ide untuk
berkarya malah menjadi orang yang tidak produtif.
Dalam hukum Newton ketiga, setiap
ada aksi pasti ada reaksi, dimana ada sebab pasti ada akibat. Jika kita amati
para generasi muda saat ini, mereka telah kehilangan motivasi berkarya,
ditambah lagi kemudahan teknologi dengan adanya jejaring sosial dan sebagainya
membuat pemuda asik berjam-jam di depan layar daripada memanfaatkan media
tersebut.
Berbicara tentang motivasi berkarya,
pemuda sekarang lebih acuh. Mereka tidak mempunyai idola yang membuat mereka
termotivasi. Para pemuda lebih memilih berkicau di sosial media daripada
menuangkan gagasan kreatif di internet. Jika kita menengok kepada anak muda
yang sudah sukses lewat jejaring sosial seperti Alit Susanto dengan blognya,
Raditya Dika dengan Kambing Jantannya, Arif Pocong dengan pocong Juga Pocong.
Mereka adalah generasi muda yang bisa memanfaatkan media sosial yang memebawa
mereka menuju kesuksesan. Dapat kita
lihat Alit Susanto, seorang mahasiswa Abadi yang terkenal di dunia maya karena
tulisan di blognya yang berjudul Shitlicious. Berawal dari tulisan harian pribadinya
yang ditulis di blognya dan ada teman yang menyarankan untuk dibukukan. Dengan
semangat 69, Alit berhasil menelurkan buku pertamanya dan membuat Alit dikenal
para Bloger di dunia Maya dan pembaca buku. Hal ini juga berlaku untuk Raditya
Dika. Sedangkan untuk Arief “Pocong”, berawal dari keasikan bermain di jejaring
sosial membuat dia menjadi terkenal. Akhinrya mendorong dia untuk menulis buku
berjudul Pocong Juga Pocong.
Dari gambaran di atas, kita sebagai
generasi muda harus lebih semangat berkarya. Memulai dari tulisan catatan
harian yang kita post di blog. Siapa tau
ada orang yang membaca. Sebuah tulisan adalah mesin waktu yang sebenarnya. Saat
kita menulis, kita dapat mengingat kemabali apa yang sudah kita lakukan di masa
lalu. Kita dapat bernostalgia dengan pengalaman yang menyenangkan. Apalagi
dengan memanfaatkan jejaring sosial, kita dapat mempublikasikan tulisan kita,
setidaknya kepada teman-teman di dunia maya sehingga tulisan kita akan lebih
dikenal. Setelah terkenal maka lebih baiknya maju ke penerbit untuk membukukan
karya kita. Selain mendapatkan keuntungan atau royalti, nama kita akan lebih
dikenal dimata pembaca buku.
Tidak dipungkiri faktor kemalasan
menjadi faktor yang tidak terpisahkan dari masalah ini. Ketika anak muda
ataupun orang tua, saat mereka berkeinginan untuk berkarya tapi kemalasan
datang melanda. Sudah dipastikan merekan lebih memilih tdak berkarya dan
memilih facebookan, BBM-an, yang tidak menhasilkan apapun. Kembali lagi kepada
motivasi dari dalam diri kita., apakah kita akan maju dengan karya kita atau
tetap jalan ditempat menikmati rata-rata air.
Selain faktor kemalasan, faktor
takut gagal dan malu menjadi faktor yang menghambat anak muda untuk berkarya.
Saat anak muda memulai merealisasikan
ide mereka, mereka sudah berikir negatif terlebih dahulu. Jika hasil karya saya
jelek bagaimana, kalau diejek orang lain bagaimana, kalau dicap kurang kerjaan
bagaimana dan sebagainya. Kembali lagi
kepada kita, kita harus melihat anak
muda yang telah sukses dengan karya mereka. Hidup itu bagai film.. Kita harus
menganggap bahwa diri kita ini tokoh utama, dimana memang kita perlu banyak
perjuangan demi sebuah happy ending..Kalo kamu merasa bahwa kamu itu hanya
"Figuran" dalam hidup ini, maka jangan menyesal bahwa kamu tidak akan
dapet apa-apa dalam ending "film" kehidupan ini..
Akhirnya dapat kita simpulkan
bersama, banyak sekali faktor yang membuat anak muda kurang produktif dalam
berkarya. Mereka lebih memilih membuang waktu dengan hal yang kurang
menghasilkan. Selian itu, faktor kemalasan dan
faktor takut gagal menjadi kombinasi
momok pemuda untuk tidak
berkarya. Semua kembali kepada dir masing-masing. Ingin berkarya dan
maju kedepan atau tetap jalan ditempat.
Untuk itu, diperlukan motivasi dan inspirator untuk menumbuhkan semngat
berkarya untuk anak muda.