Fenomena Penyakit Langka, GBS


Konbanwa Blogger yang berbahagia dimanapun berada baik di dunia nyata dan dunia gaib. Enggak terasa bulan Mei udah lewat dan bulan Juni udah dateng. Kali ini gue balik buat ngisi kegalauan para pembaca blog gue ini.

Di postingan kali ini,, gue lagi mau nulis waras aja. Di postingan gue ini, gue akan ngebahas soal penyakit yang menghebohkan Solo, penyakit langka yang nyerang adik tingkat gue, dan penyakit ini menjangkiti satu dari 40,000 orang tiap tahunnya. Oke, langsung aja ke topic permasalahan aja Guys.

Beberapa hari ini, Solo sedang digegerkan tentang penyakit langka yang menyerang mahasiswi
FKIP UNS jurusan pendidikan Kimia, yang enggak lain adik tingkat gue. Nama penyakitnya adalah GBU (*kok kayak minyak pijat), eh salah. Maksud gue GBS ((Guillain Barre Syndrome).

FYI, GBS adalah penyakit langka yang menyebabkan tubuh menjadi lemah kehilangan kepekaan yang biasanya dapat sembuh sempurna dalam hitungan minggu, bulan atau tahun. GBS mengambil nama dari dua Ilmuwan Perancis, Guillain (baca Gilan) dan Barré (baca Barre), yang menemukan dua orang prajurit perang di tahun 1916 yang mengidap kelumpuhan kemudian sembuh setelah menerima perawatan medis. Penyakit ini menjangkiti satu dari 40,000 orang tiap tahunnya. Bisa terjangkit di semua tingkatan usia mulai dari anak-anak sampai dewasa, jarang ditemukan pada manula. Lebih sering ditemukan pada kaum pria. Bukan penyakit turunan, tidak dapat menular lewat kelahiran, ternfeksi atau terjangkit dari orang lain yang mengidap GBS. Namun, bisa timbul seminggu atau dua minggu setelah infeksi usus atau tenggorokan.

Untuk lebih lengkapnya silahkan Tanya sama mbah Google. Selengkapnya baca ini

Mengutip situs resmi Depkes, GBS termasuk penyakit langka dan terjadi hanya 1 atau 2 kasus per 100.000 di dunia tiap tahunnya. Di Indonesia, diperkirakan ada lima penderita tiap tahunnya.

Penyakit langka ini menyerang adik tingkat gue, Aqin Rizka Ayati, mahasiswi tingkat kedua di Jurusan Pendidikan Kimia UNS, Surakarta ini udah dua minggu mengalami kelumpuhan. Nih gue kasih FBnya. Saat ini dia lagi dirawat di Rumah Sakit Dokter OEN, Solo. Saat ini, dia cuman bisa terkapar tak berdaya di tempat tidur. Semua anggota tubuhnya enggak merespon keinginan dari pikirannya.

*Aqin Rizka Ayati

Perkembangan terakhir, dia cuman bisa ngerespon lewat kedua matanya. Dia sadar dan bisa mendengar, tapi enggak bisa menggerakan tubuh dan ototnya. Lebih tepatnya kayak di Film 3 Idiot pas lagi adegan di rumah sakit.

Penyakit ini masih sangat langka, dan obatnya masih sanget mahal banget Coy. Bisa dibayangin aja, Selama sebulan sudah ngabisin duit sebanyak Rp 150 juta. Obat GBS masih sangat mahal, setiap hari Aqin harus minumempat botol obat GBS. Rutinitas itu harus dilakukan selama empat hari. Padahal, harga obat per botol senilai Rp 3 juta. Sehingga hanya untuk obat GBS saja menghabiskan Rp 48 juta selama empat hari. Bisa kalian bayangin, betapa ngerinya penyakit ini. Dan biaya ini masih bisa bertambah dari hari ke hari.

Berita tentang kasus ini udah diliput dan ditampilkan di website resmi JogloSemar. Nih, nih biar kalian percaya,


Berita tentang Aqin udah menyebar luas lewat Sosial media kayak FBm Twitter dan Friendster. Aksi galang dana untuk membantu Aqin udah mulai bergerak. Anak-anak BEM, termasuk gue hari ini juga udah aksi galang dana di Car Free Day Solo, dan di Manahan. Alhamdulilah seharian tadi, cuman dapat 1,4 juta. Bantuan dari temen-temen di di fakultas juga udah menggalang dana. Dari kelas ke kelas, Antar fakultas ke Fakultas udah dilakuin. Beberapa hari kemarin dari kelas ke kelas udah dapet 10 jutaan.

*buat yang ingin berpartisipasi bisa kontak di atas

Buat kalian yang juga ingin berpartisipasi juga bisa. Oke, gue kira ini dulu postingan gue di awal bulan ini. Tungu aja postingan gue selanjutnya.. Buat Aqin, semoga cepet sembuh, sesungguhnya, penyakit itu datangnya dari Allah SWT, jangan menyerah…
Buat temen yang ingin membantu, bisa dateng ke kantor BEM FKIP UNS, gednung KBM lantai 1.

Sayonara…


Comments