all about dewa 19

Dewa 19 yang kini sedang mereguk sukses sebagai band terkemuka di Indonesia sebenarnya menga-
wali karirnya dengan masa-masa yang sangat sulit. Sekolah dan kuliah mereka terbengkalai karena ba-
nyak menghabiskan waktu dengan latihan band, kehidupan mereka yang terlunta-lunta waktu pertama kali mengadu nasib di Jakarta, dan capeknya keliling-keliling kota mencari produser yang mau menerima demo mereka. Banyak orang yang hanya melihat mereka sudah besar seperti sekarang, terus langsung
berasumsi bahwa mereka itu band arogan, padahal kenyataan yang sebenarnya tidaklah segampang
yang ada di benak mereka.
Dewa 19 Formasi 1991-1994 Kisah kasih sebuah grup lokal pa- pan atas asal Surabaya, Dewa 19, pada awalnya bermula pada tahun 1986,ketika empat pelajar asal SMP Negeri 6 Surabaya walau dengan kondisi yang pas-pasan mendirikan
grup ini.
Nama Dewa itu sendiri adalah merupakan akronimasi nama depan keempat siswa tersebut yaitu Dhani Manaf sebagai komandan, memegang keyboard dan berperan sebagai vokalis utama, bassis Erwin Pra-
setya, drummer Wawan Juniarso, dan gitaris Andra Junaidi. Mereka semua sangat tergila-gila pada mu-
sik dan berkonsentrasi penuh pada band yang baru mereka dirikan itu sampai-sampai sekolah mereka terbengkalai karena sibuk ngumpul dan latihan bareng di rumah Wawan yang memang tersedia alat-alat
perlengkapan ngeband yang walaupun seadanya, tapi mereka bisa main sepuasnya.
Yang membedakan Dewa dengan
band Surabaya lainnya adalah musik-
nya. Kalau banyak band-band anak se-
kolah saat itu memainkan musik keras
band-band luar negeri yang lagi naik
daun seperti Iron Maiden atau Judas
Priest, Dewa sendiri justru memilih mainkan lagu-lagu milik Toto yang sen- tuhan ballads nya sangat kental. Dewa 19 Video Klip KANGEN
Cuma format musik Dewa pada saat itu perlahan mulai bergeser dari jalurnya karena Erwin yang ter-
gila-gila pada alunan fusion milik Casiopea 'menghasut' Dhani dan Andra,sehingga awalnya mereka yang
menyukai rock, mulai menyenangi jazz. Hal ini menyebabkan Wawan,drummer penggemar berat musik rock ini kecewa berat, sehingga memutuskan untuk keluar pada tahun 1988 untuk membentuk band baru, Outsiders, yang juga beranggotakan Ari Lasso.
Dewa 19 in Concert Posisi Wawan pun digantikan kakaknya, Sal man, kemudian nama Dewa berubah menjadi Down beat. Downbeat termasuk band yang cu kup dikenal masyarakat Jawa Timur waktu itu karena beberapa kali berhasil di festival-festi- val musik, seperti juara 1 Festival band SLTA '90 dan Juara II Jarum Super Fiesta Musik.
Sementara itu juga, Phytagoras, band asal Surabaya lainnya yang beranggotakan Wawan Juniarso yang cabut dari Outsider setelah se- tahun bergabung, pun menjadi finalis Festival Musik Indonesia yang digelar oleh L.Zhelebour
Namun jazz yang semula menjadi warna khas Downbeat akhirnya berangsur-angsur hilang setelah nama Slank berkibar di tahun 90an. Mereka kemudian berniat kembali ke jalur rock dengan memanggil kembali Wawan dan berhasil merekrut Ari Lasso, vokalis yang dikenal Dhani waktu sempat bergabung dengan band L.A. Nama band mereka pun kembali ke Dewa, cuma dibubuhi 19 karena mereka rata-rata berumur 19 tahun. Dewa 19 memainkan beragam warna musik yang dicampuradukkan jadi satu: pop, rock, bahkan muncul sentuhan jazz dan blues, sehingga merupakan satu inovasi baru bagi khasanah musik Indonesia pada waktu itu.
Akhirnya impian mereka untuk menjadi band berprestise mulai terwujud setelah Husin, teman sekelas Wawan, setuju untuk membiayai mereka rekaman. De- ngan kondisi finansial yang minim, yaitu modal 10 juta rupiah untuk biaya reka- man, mereka semua berangkat ke
Jakarta, karena di Surabaya tidak ada studio yang memenuhi syarat. Walhasil,
mereka ngirit habis-habisan untuk tetap
bertahan hidup di Jakarta. Dewa 19 lagi nyante ...
Dengan usaha yang gigih serta dibarengi ketabahan, akhirnya tahun 1992 album pertama mereka se-
lesai dan setelah dirilis berhasil mencetak angka penjualan sampai 300.000 kopi. Prestasi ini membuat mereka dianugerahi penghargaan sebagai Pendatang Baru Terbaik dan Album Terlaris dari B.A.S.F pada tahun 1993.
Masalah juga tetap menimpa mereka setelah Wawan untuk kedua kalinya memutuskan untuk keluar dari Dewa karena menurutnya, terlalu banyak perselisihan pendapat dan ketidakcocokan antara dia de-
ngan personil lainnya. Dewa 19 kelabakan mencari penggantinya sampai harus 'meminjam' Ronald dari
GIGI dan Rere dari Grass Rock. Tapi nasib mujur rupanya masih memayungi mereka, Wong Aksan da-

tang dengan seorang sound engineer, Wolf dari Jerman untuk bergabung dengan mereka. Formasi inilah yang terus bertahan hingga Dewa 19 meluncurkan album terakhirnya, Pandawa Lima, yang mencetak angka penjualan diatas 600.000 kopi.
Dewa 19 AWARD Dengan pencapaian estetika yang tinggi dalam berkiprah di dunia musik ini, ada- lah wajar saja kalau pada tahun 1996, video klip mereka, Cukup Siti Nurbaya, berhasil menjadi nominator dalam MTV Viewers' Choice Contest dan tahun 1997 yaitu Kirana dalam kontes yang sama.
Mereka juga berhasil menyabet enam penghargaan sekaligus pada Anugerah Musik Indonesia pada tahun itu juga.
Ribuan surat penggemar yang membanjir pun membuat mereka merasa perlu untuk memperhatikan
dengan serius para baladewa dan baladewi ini. Dhani kemudian memanggil Johannes Adi Andaya, teman sekelasnya waktu di SMU, untuk membentuk Mahameru Hijau 91 Production. Wadah ini dimaksudkan un-
tuk menangani urusan manajemen Dewa 19.
Setiap konser-konser Dewa 19 di ber-
bagai kota selalu penuh sesak dengan
para penggemarnya bahkan penonton ceweq pun tergolong banyak. Tidak se-
dikit juga yang histeris begitu mende-
ngar tembang - tembang romantis milik mereka seperti Kangen, Tak Kan Ada Cinta Yang Lain, dan Satu Hati. Dewa 19 juga tampil pada acara atau festival, pesta ulang tahun remaja, dan lainnya. Dewa 19 in the studio
Kita patut angkat topi buat band satu ini, mereka merangkak dengan susah payah dari bawah hingga ke puncak musik Indonesia saat ini. Bahkan siap untuk go-international setelah menjadi nominator MTV Viewer's Choice pada tahun 1996 dan 1997. Tentu ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka dan juga bagi bangsa kita, Indonesia, karena ini membuktikan bahwa musik Indonesia ternyata berkua-
litas untuk bisa berkompetisi di arena internasional.
Comments